GAZA (Arrahmah.id) – Ahli militer Kolonel Hatem Al-Falahi mengatakan bahwa wilayah-wilayah yang dibombardir pada Selasa (18/3/2025) di Gaza mungkin akan menjadi area operasi dalam periode mendatang, dan serangan tersebut mungkin didasarkan pada informasi intelijen baru yang menunjukkan adanya target penting di sana.
Dalam analisisnya untuk Al Jazeera, dia menambahkan bahwa semua jenis senjata yang digunakan pasukan pendudukan ‘Israel’ dalam serangan terbaru ini untuk menimbulkan kerugian sebanyak mungkin di kalangan warga sipil, menghancurkan infrastruktur perlawanan, serta membunuh pemimpin militer dan sipil di Gaza.
Menurut Al-Falahi, operasi ini sejalan dengan pernyataan Kepala Staf Umum ‘Israel’ yang baru, Eyal Zamir, yang mengatakan bahwa operasi-operasi mendatang akan berbeda dan akan menargetkan area-area tertentu untuk dikuasai dan dipertahankan.
Dia memperkirakan bahwa ‘Israel’ akan melakukan tekanan militer besar-besaran untuk memaksa perlawanan menerima perpanjangan fase pertama gencatan senjata dan menyerahkan sisa tahanan tanpa beralih ke fase-fase berikutnya.
Motivasi Politik
Al-Falahi juga berpendapat bahwa situasi internal ‘Israel’ memaksa Benjamin Netanyahu untuk kembali berperang agar pemerintahannya tidak runtuh. Dia merujuk pada pernyataan Kepala Staf Umum tentang operasi militer yang berbeda.
Dia mengatakan bahwa operasi baru ini sangat berbeda dari fase pertama perang karena menargetkan berbagai wilayah Gaza secara bersamaan, bukan secara terpisah seperti di awal perang.
Menurut Al-Falahi, penargetan berbagai wilayah ini menunjukkan kemungkinan invasi darat besar-besaran ke seluruh Gaza. Dia mengatakan bahwa setiap operasi darat yang mungkin terjadi akan ditentukan berdasarkan tujuan yang diinginkan, apakah itu masuk sementara atau permanen.
Namun, Al-Falahi mencatat bahwa perlawanan juga telah mempersiapkan diri dengan baik untuk kembalinya pertempuran dan telah membangun serta mendistribusikan kembali pasukannya untuk menghadapi operasi militer baru apa pun.
Pada dini hari Selasa (18/3), ‘Israel’ melanjutkan perangnya di berbagai wilayah Gaza dengan serangkaian serangan brutal yang menewaskan 419 syahid dan melukai ratusan lainnya. Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyalahkan Netanyahu sepenuhnya atas dampak agresi terhadap Gaza.
Saluran penyiaran ‘Israel’ melaporkan bahwa Angkatan Udara melancarkan gelombang serangan di seluruh Gaza, dan menyatakan bahwa Netanyahu serta Menteri Pertahanan ‘Israel’ Katz telah menginstruksikan militer ‘Israel’ untuk bertindak keras terhadap Hamas di Gaza.
Pada malam hari, Netanyahu mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza hanyalah awal, dan ‘Israel’ akan melanjutkan perang sampai semua tahanannya dibebaskan dan Hamas dihancurkan. Dia menegaskan bahwa tidak ada yang akan menghentikannya dari mencapai tujuan-tujuan ini. (zarahamala/arrahmah.id)