UTTAR PRADESH (Arrahmah.id) — Tak kurang 9 orang muslim di Rampur, Uttar Pradesh, ditangkap menyusul pengumuman ifthar (buka puasa) melalui pengeras suara di sebuah masjid. Insiden tersebut, yang terjadi di desa Manakpur Bajaria di bawah wilayah Syed Nagar Chowki kantor polisi Tanda,
Dilansir Muslim Mirror (6/3/2025), penangkapan itu berawal dari protes anggota kelompok Hindu radikal yang mengakibatkan intervensi polisi hingga akhirnya sembilan orang, termasuk imam masjid ditangkap.
Polisi menyingkirkan pengeras suara dari masjid dan melarang pengumuman lagi melalui pengeras suara karena dinilai sebagai “tradisi baru.”
Kepala Polisi Tambahan (ASP) Atul Kumar Shrivastava mengomentari masalah tersebut, dengan menyatakan, “Perselisihan muncul antara dua kelompok setelah pengumuman disampaikan melalui pengeras suara di masjid.”
Salah satu warga muslim dari 20 keluarga Muslim yang tinggal di desa tersebut selama 15 hingga 20 tahun, mempertanyakan pelarangan itu. Sebab menurutnya adzan dan pengumuman sudah biasa terjadi dan tidak menjadi masalah selama ini.
Di tempat lain, eorang pria Muslim lanjut usia diserang secara brutal oleh sesama penumpang di kereta yang sedang melaju setelah seorang wanita menuduhnya melakukan tindakan yang tidak pantas.
Menurut Maktoob, korban, seorang imam madrasah dari Kota Gangapur, Rajasthan, sedang membaca Al Quran ketika ia dituduh melakukan pelanggaran dan kemudian dipukuli. Ia telah melakukan perjalanan ke Ankleshwar, Gujarat, untuk mengumpulkan sumbangan bagi lembaganya. Insiden tersebut terjadi pada tanggal 28 Februari di atas Gujarat Queen Express saat ia dalam perjalanan dari Ankleshwar ke Ahmedabad.
Sebuah video serangan tersebut, yang baru-baru ini dibagikan secara daring, menunjukkan pria tersebut berulang kali ditampar dan dipukuli saat ia memohon belas kasihan.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh Jitendra Pratap Singh, seorang pendukung setia Perdana Menteri Narendra Modi. Video tersebut dengan cepat mendapat perhatian, yang memicu diskusi tentang keselamatan umat Muslim di ruang publik di India. (hanoum/arrahmah.id)