WASHINGTON (Arrahmah.id) –– Amerika Serikat (AS) menolak proposal Mesir soal rekonstruksi Jalur Gaza, yang telah didukung oleh para pemimpin negara-negara Arab.
Presiden Donald Trump “ngotot” pada visinya sendiri untuk mengusir warga Palestina dari Gaza dan mengubah wilayah kantong itu menjadi “Riviera Timur Tengah”.
“Proposal itu tidak membahas kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak bisa dihuni dan penduduknya dapat hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes.
“Presiden Trump tetap pada visinya untuk membangun kembali Gaza yang bebas dari Hamas. Kami menantikan perundingan lebih lanjut untuk membawa perdamaian dan kesejahteraan ke wilayah tersebut,” imbuhnya, dilansir dari CNN (5/3/2025).
Proposal yang dibuat Mesir dan didukung negara-negara Arab menyerukan kelmpok perlawanan Palestina Hamas untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara, sampai Otoritas Palestina (PA) dapat mengambil alih kendali Gaza.
Proposal rekonstruksi Gaza senilai US$53 miliar, yang didukung negara-negara Arab itu, menyerukan pembangunan kembali Gaza pada tahun 2030.
Tahap pertama proposal itu dimulai dengan pemindahan persenjataan yang belum meledak dan pembersihan lebih dari 50 juta ton puing yang disebabkan oleh pengeboman dan serangan militer Israel.
Saat ini gencatan senjata Israel dan Hamas sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak Januari. Meski begitu, Israel terus memblokir masuknya bahan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lainnya ke Gaza untuk menekan Hamas.
Penghentian bantuan kemanusiaan ini pun menuai kritikan luas. Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut tindakan Israel melanggar kewajibannya selama gencatan senjata. (hanoum/arrahmah.id)