Tel Aviv – Media “Israel” kembali membahas kemungkinan dimulainya kembali agresi militer ke Jalur Gaza setelah tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berakhir.
Menurut laporan i24 News, kabinet keamanan mini “Israel” (kabinet) dijadwalkan menggelar pertemuan pada Minggu mendatang untuk membahas potensi eskalasi militer.
Sementara itu, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Komando Selatan tentara pendudukan telah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang kembali. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah batalyon juga telah digeser untuk memperkuat kehadiran militer di sekitar Gaza.
Pada Senin (4/3), sejumlah media “Israel” menyebut bahwa “Israel” akan kembali melancarkan serangan dalam waktu 10 hari jika Hamas tidak melanjutkan pembebasan tahanan. Namun, Wakil Utusan AS untuk Timur Tengah menegaskan bahwa Washington lebih menginginkan solusi diplomatik, bukan eskalasi perang.
Sumber dari Israel Broadcasting Corporation menyebut bahwa keputusan untuk melanjutkan perang kemungkinan akan tertunda karena adanya pergantian Kepala Staf Angkatan Darat.
Menteri Pertahanan Menentang
Di tengah meningkatnya ancaman agresi, mantan Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Galant memperingatkan bahwa kembali berperang sebelum para tahanan “Israel” dibebaskan adalah kesalahan besar.
Dalam sebuah konferensi di Amerika Serikat, Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Galant:
“’Israel’ akan melakukan kesalahan jika kembali berperang untuk menghancurkan Hamas sebelum para sandera dipulangkan.”
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak menentang penghancuran Hamas, tetapi jika kelompok itu dihancurkan sebelum para tawanan dikembalikan, mereka tidak akan pernah bisa pulang.
Meski begitu, Galant mengakui bahwa perang dengan Hamas bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Netanyahu Tunda Kesepakatan
Pernyataan Galant muncul di tengah sikap Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, yang terus menunda implementasi penuh dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Pada Sabtu (2/3) malam, tahap pertama kesepakatan gencatan senjata resmi berakhir setelah berlangsung selama 42 hari. Namun, “Israel” belum menyatakan kesiapannya untuk memasuki tahap kedua, yang mencakup penghentian perang sepenuhnya.
Hamas menegaskan bahwa mereka siap untuk melanjutkan kesepakatan sesuai perjanjian, termasuk penarikan pasukan “Israel” dan penghentian perang secara penuh. Namun, Netanyahu disebut ingin memperpanjang tahap pertama untuk membebaskan lebih banyak tahanan “Israel” tanpa memberikan konsesi lebih lanjut.
Hamas menolak upaya tersebut dan mendesak para mediator untuk segera memulai tahap kedua perundingan, yang mencakup penarikan total pasukan pendudukan dari Gaza dan penghentian perang sepenuhnya.
(Samirmusa/arrahmah.id)yg