TEL AVIV (Arrahmah.id) – Media “Israel” melaporkan bahwa mereka akan kembali melancarkan perang di Gaza dalam waktu 10 hari jika Hamas tidak melanjutkan pembebasan sandera. Sementara itu, Wakil Utusan AS untuk Timur Tengah menegaskan bahwa Washington menginginkan solusi diplomatik dan tidak ada pihak yang menghendaki kembalinya perang.
Menurut laporan dari Channel 12 “Israel”, “Israel” ingin mencapai kesepakatan tetapi menetapkan tenggat waktu untuk mendorong proses negosiasi. Seorang pejabat “Israel” mengatakan, “Saat ini, kita berada di jalan buntu dalam negosiasi pertukaran tahanan.”
Di sisi lain, Israel Broadcasting Authority mengutip sumber yang menyatakan bahwa kembalinya perang di Gaza mungkin membutuhkan waktu tambahan akibat pergantian Kepala Staf Militer.
Gencatan Senjata Berakhir, Negosiasi Buntu
Pada Sabtu lalu, fase pertama gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan “Israel” telah berakhir. Gencatan senjata ini mulai berlaku sejak 19 Januari 2025.
Namun, “Israel” menolak untuk memasuki negosiasi tahap kedua sebagaimana diatur dalam perjanjian. Sebaliknya, mereka menutup perbatasan, melarang masuknya bantuan ke Gaza, dan mengancam akan melanjutkan serangan militer.
Ancaman Netanyahu
Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di Knesset (Parlemen “Israel”) pada Senin, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan bernegosiasi untuk tahap kedua karena “jarak antara kita dan Hamas tidak dapat dijembatani.”
Netanyahu juga menegaskan, “Kami tengah bersiap untuk tahap-tahap berikutnya dari perang ini di tujuh front yang berbeda.”
Ia memperingatkan Hamas dengan mengatakan, “Jika kalian tidak membebaskan sandera kami, akan ada konsekuensi yang tidak bisa kalian bayangkan.”
Selain itu, Netanyahu kembali menyinggung proposal baru yang diajukan oleh Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang mengusulkan pembebasan seluruh tahanan “Israel” yang tersisa di Gaza dalam dua tahap.
Hamas: Netanyahu Langgar Kesepakatan
Hamas menuduh Netanyahu melanggar perjanjian yang telah disepakati. Gerakan perlawanan Palestina ini mendesak para mediator dan pihak yang menjamin kesepakatan untuk memastikan “Israel” mematuhi perjanjian tersebut. Hamas juga menegaskan bahwa negosiasi harus berlanjut hingga tercapai gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan “Israel”, serta rekonstruksi Gaza.
Akankah Perang Kembali Pecah?
Sementara itu, surat kabar Jerusalem Post melaporkan bahwa saat ini tidak ada kemajuan dalam negosiasi karena Hamas menolak proposal Witkoff. Sumber-sumber “Israel” memperkirakan perang akan kembali meletus dalam 10 hari jika kesepakatan tidak tercapai.
Menurut laporan Israel Broadcasting Authority, negosiasi pembebasan sandera masih mengalami kebuntuan hingga kedatangan Witkoff. Meskipun belum ada jadwal pasti, ia diperkirakan akan tiba di “Israel” pada akhir pekan ini.
Sebuah survei juga menunjukkan bahwa 44% warga “Israel” mendukung kelanjutan kesepakatan tahap kedua, sementara 9% mendukung kembalinya perang.
Dengan ketegangan yang semakin meningkat dan waktu yang terus berjalan, dunia menanti: akankah diplomasi mampu menghentikan peperangan, ataukah konflik kembali berkobar?
(Samirmusa/arrahmah.id)