TEL AVIV (Arrahmah.id) – ‘Israel’ meluncurkan kampanye kecaman terhadap film dokumenter “No Other Land” yang menyerukan penghentian pembersihan etnis terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Film tersebut memenangkan penghargaan Oscar untuk kategori Dokumenter Panjang Terbaik pada Ahad (2/3/2025).
Menteri Kebudayaan ‘Israel’, Miki Zohar, menyerang film yang menceritakan kisah aktivis Palestina yang berjuang untuk melindungi komunitas mereka dari kehancuran oleh pasukan ‘Israel’ tersebut. Dalam cuitannya di X pada Senin (3/3), yang dikutip oleh Times of Israel, Zohar menyatakan bahwa kemenangan film “No Other Land” di Oscar adalah momen menyedihkan bagi dunia perfilman. “Alih-alih menampilkan kompleksitas realitas kita, para pembuat film memilih untuk mengulang narasi yang mendistorsi citra ‘Israel’ di dunia,” tulisnya.
Zohar menambahkan, “Kebebasan berekspresi adalah nilai yang penting, tetapi mengubah distorsi terhadap ‘Israel’ menjadi alat promosi internasional bukanlah kreativitas. Itu adalah sabotase terhadap Negara ‘Israel’. Setelah pembantaian 7 Oktober dan perang yang sedang berlangsung saat ini, hal ini semakin memperparah kerusakan.”
Sementara itu, editor majalah Commentary John Podhoretz mengatakan, “Selamat kepada HAMAS atas kemenangannya di Oscar. Sekarang mari kita lihat mereka dihancurkan”.
Film “No Other Land”, yang merupakan kolaborasi antara sutradara ‘Israel’ dan Palestina, mengikuti perjalanan aktivis Palestina, Basel Adra, yang mempertaruhkan penangkapan untuk mendokumentasikan kehancuran kampung halamannya di bagian selatan Tepi Barat. Wilayah tersebut dihancurkan oleh tentara ‘Israel’ untuk digunakan sebagai area latihan militer
Dalam film tersebut, upaya Adra yang awalnya diabaikan akhirnya menemukan dukungan dari seorang jurnalis ‘Israel’-Yahudi yang membantunya menyebarkan kisahnya.
Setelah memenangkan Oscar, para pembuat film menyerukan penghentian pembersihan etnis terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Jurnalis dan aktivis Palestina, Basel Adra, mengatakan, “Kami menyerukan dunia untuk mengambil tindakan serius menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.”
Sementara itu, jurnalis ‘Israel’, Yuval Abraham, menyatakan, “Kami membuat film ini, Palestina dan ‘Israel’, karena suara kami bersama lebih kuat. Kami melihat bahwa kehancuran Gaza dan rakyatnya harus dihentikan.” (zarahamala/arrahmah.id)