YERUSALEM (Arrahmah.id) – Untuk hari ketiga berturut-turut, Masjid Al-Aqsa yang diberkati mencatat peningkatan jumlah jamaah yang berpartisipasi dalam shalat Isya dan Tarawih. Departemen Wakaf Islam di Yerusalem memperkirakan jumlah jamaah pada hari ketiga bulan Ramadhan yang diberkati mencapai sekitar 80.000 orang, sebagian besar berasal dari penduduk kota suci tersebut dan dari wilayah dalam tahun 1948.
Pada Sabtu (1/3/2025), hari pertama Ramadhan, sekitar 70.000 orang berpartisipasi dalam shalat Isya dan Tarawih, sementara pada Ahad (2/3), jumlah jamaah mencapai sekitar 75.000 orang.

Menurut saksi mata, pasukan pendudukan terus melakukan serangan ke pelataran masjid dan menangkap 3 jamaah di dalamnya pada Senin (3/3). Mereka juga terus memberlakukan pembatasan akses ke masjid dan mencegah warga dari wilayah Tepi Barat untuk mencapai Yerusalem guna melaksanakan shalat di sana.
Di sisi lain, kekuatan nasional dan Islam di Tepi Barat memperingatkan dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh Al Jazeera, tentang “upaya-upaya kriminal pendudukan untuk mencegah jamaah mencapai Masjid Al-Aqsa yang diberkati pada bulan Ramadhan yang suci.” Mereka menambahkan bahwa penganiayaan terhadap mereka yang berhasil mencapai kota Yerusalem merupakan upaya untuk mengganggu tempat-tempat suci, membatasi kebebasan beribadah, dan memaksakan agenda pendudukan yang berusaha merongrong hak-hak dan prinsip-prinsip rakyat Palestina.
Sebelumnya, polisi pendudukan telah mengerahkan pasukan tambahan di kota Yerusalem yang diduduki dan sekitar Masjid Al-Aqsa bersamaan dengan datangnya Ramadhan. Mereka juga memutuskan untuk membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa, dengan membatasi jumlah jamaah yang diizinkan masuk dari Tepi Barat selama hari Jumat di bulan Ramadhan hanya 10.000 orang. (zarahamala/arrahmah.id)