PARIS (Arrahmah.id) – Sejumlah rumah sakit umum besar di Prancis diketahui tidak menyediakan makanan halal bagi pasien Muslim, meskipun mereka menawarkan makanan khusus untuk kelompok agama lain, seperti kosher bagi pasien Yahudi. Hal ini dinilai sebagai perlakuan diskriminatif, menurut Défenseur des Droits, lembaga independen yang mengawasi hak-hak warga.
Perbedaan Perlakuan di Rumah Sakit Lyon
Investigasi yang dilakukan oleh Mediapart menemukan adanya perbedaan perlakuan dalam penyediaan makanan religius di rumah sakit umum Lyon. Jaringan rumah sakit sipil Lyon, yang terdiri dari 13 rumah sakit dan mempekerjakan 24.000 orang, diketahui telah lama menyediakan makanan kosher, sementara makanan halal tidak tersedia bagi pasien Muslim.
Latifa, seorang tenaga kesehatan yang telah bekerja selama 35 tahun di rumah sakit Lyon, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan ini. “Saya merasa seperti ditampar. Rumah sakit menyediakan makanan kosher bagi pasien Yahudi, tetapi pasien Muslim harus puas dengan pilihan menu vegetarian atau makanan tanpa daging,” ujarnya.
Ketika dikonfirmasi, pihak komunikasi rumah sakit membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa layanan makanan diberikan berdasarkan kebutuhan gizi pasien, bukan faktor agama. Namun, seorang perawat lain justru membenarkan adanya makanan kosher yang telah digunakan selama 25 tahun di rumah sakit tersebut.
Kosher Diberikan, Halal Tidak
Situs berita Mediacity mengonfirmasi bahwa rumah sakit Lyon memperoleh makanan kosher dari vendor pihak ketiga yang juga menyediakan makanan halal. Namun, pihak rumah sakit menolak menyediakan makanan halal dengan alasan khawatir akan membeludaknya permintaan serta beban administratif dan finansial yang besar.
Sikap ini mendapat kritik dari Défenseur des Droits, yang pada 2019 telah mengeluarkan keputusan dalam kasus serupa. Lembaga ini menyatakan bahwa “perbedaan perlakuan antara pasien Muslim dan Yahudi dapat dianggap sebagai diskriminasi berbasis agama,” sesuai dengan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Prancis 27 Mei 2008.
Meski demikian, hasil investigasi menunjukkan bahwa kebijakan serupa diterapkan di banyak rumah sakit umum di Prancis. Beberapa hanya menyediakan makanan kosher, sementara yang lain tidak menyediakan keduanya sama sekali.
Tidak Ada Rumah Sakit yang Khusus Menyediakan Halal
Mediapart menemukan bahwa jaringan rumah sakit terbesar di Paris, Assistance Publique – Hôpitaux de Paris (AP-HP), juga menyediakan makanan kosher tetapi tidak menyediakan makanan halal. Pasien Muslim hanya diberikan pilihan makanan tanpa daging babi atau menu vegetarian.
Pihak rumah sakit beralasan bahwa regulasi tidak mewajibkan mereka menyediakan makanan berbasis agama. Namun, berdasarkan peraturan tahun 1995 tentang hak pasien, rumah sakit diperbolehkan menawarkan alternatif makanan agar pasien tetap dapat mengikuti aturan agama mereka.
Di Strasbourg, kebijakan serupa diterapkan. Pasien bisa mendapatkan makanan kosher, tetapi tidak ada opsi halal. Latifa menyesalkan kebijakan ini dan menilai sistem rumah sakit di Prancis tidak ramah bagi pasien Muslim. “Di sekolah kedokteran, kami diajarkan bahwa makanan adalah bagian dari perawatan. Tapi di sini, kita justru mengabaikan seluruh komunitas Muslim,” ujarnya.
Hingga kini, belum ada data resmi mengenai distribusi makanan religius di rumah sakit umum Prancis atau jumlah pasien yang meminta layanan tersebut. Seorang perawat menduga bahwa hanya sedikit Muslim yang berani mengajukan permintaan ini karena situasi politik yang sensitif di Prancis.
(samirmusa/arrahmah.id)