DAMASKUS (Arrahmah.id) — Rezim Israel memberikan tekanan pada Amerika Serikat (AS) untuk memastikan Suriah tetap lemah dan terpecah. Itu dilakukan dengan meminta Rusia mempertahankan kehadiran militernya di negara itu.
Kenapa Israel melakukan hal tersebut? Berikut penjelasannya:
1. Melobi AS untuk Menyakinkan Rusia Mempertahankan Pangkalan di Suriah
Israel melobi AS dengan berbagai cara setelah kelompok perlawanan mengambil alih negara Arab itu. Itu terungkap dalam laporan yang diterbitkan oleh Reuters.
Salah satu cara untuk menghentikan Damaskus mendapatkan kembali kekuatannya adalah dengan membiarkan Rusia mempertahankan pangkalan militernya di negara itu, empat sumber yang mengetahui upaya tersebut dikutip dalam laporan tersebut.
Laporan tersebut mencatat bahwa “lobi tersebut mengarah pada kampanye Israel yang terpadu untuk memengaruhi kebijakan AS” di Suriah.
Dalam pertemuan antara pejabat AS dan Israel, beberapa peserta Amerika terkejut setelah pihak Israel meminta agar Rusia terus memiliki kehadiran militer di Suriah, melihat hal ini sebagai faktor positif yang menguntungkan mereka, dua sumber AS yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada Reuters.
Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Suriah Murhaf Abu Qasra mengatakan pemerintahnya terbuka untuk membiarkan Rusia mempertahankan pangkalan udara dan lautnya selama perjanjian apa pun dengan Moskow melayani kepentingan negara tersebut.
2. Melawan Pengaruh Turki yang Makin Besar
Laporan tersebut juga mencatat bahwa kehadiran pasukan Rusia di Suriah akan membantu melawan pengaruh Turki yang semakin besar di negara Arab tersebut.
Apalagi, Turki telah menguraikan rencana untuk mendirikan pangkalan bagi angkatan bersenjatanya di Suriah.
Dengan dalih untuk mengekang pengaruh Turki yang semakin meningkat di Suriah, pejabat Israel telah berusaha membujuk Amerika agar pasukan Rusia mempertahankan kehadiran militer mereka di Mediterania dengan mempertahankan pangkalan angkatan laut di provinsi Tartus dan pangkalan udara di provinsi Latakia, kata sumber tersebut.
3. Pemerintahan Baru Suriah Jadi Ancaman bagi Israel
Pejabat Israel telah mengklaim kepada rekan-rekan mereka di AS bahwa penguasa baru Suriah menimbulkan ancaman bagi perbatasan Israel, kata sumber tersebut.
Sejak 2011, pasukan Israel secara diam-diam telah mempersenjatai dan mendanai kelompok-kelompok antipemerintah yang berperang melawan pemerintahan Bashar al-Assad.
4. Israel Ingin Mempertahankan Wilayah Suriah yang Diduduki
Setelah jatuhnya pemerintahan Assad pada bulan Desember, rezim Israel menduduki sebagian besar wilayah Suriah.
Namun, Damaskus telah menahan diri untuk tidak mengerahkan sisa angkatan bersenjata negara itu untuk melawan pendudukan ekspansionis Israel atas wilayah Suriah.
Sementara itu, masih belum jelas sejauh mana Presiden AS Donald Trump akan mempertimbangkan untuk mengadopsi saran Tel Aviv terkait Suriah, sumber tersebut mengatakan kepada Reuters.
Namun, analis politik Barat telah menggambarkan pemerintahan Trump yang baru sebagai “sangat pro-Israel.” Aron Lund, seorang peneliti di lembaga pemikir Century International yang berbasis di AS, mengatakan lobi Israel memiliki peluang bagus untuk berhasil memengaruhi keputusan pemerintahan Trump terkait Suriah. (hanoum/arrahmah.id)