DAMASKUS (Arrahmah.id) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz telah memerintahkan militer untuk bersiap menghadapi invasi ke Jaramana, sebuah kota di selatan Damaskus. Kantor Netanyahu mengklaim bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk “melindungi penduduk Druze di kota tersebut”.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan ia tidak akan membiarkan apa yang disebutnya sebagai “rezim Islam ekstremis di Suriah” untuk menyakiti penduduk Druze. Ia memperingatkan bahwa ‘Israel’ akan menyerang pasukan pemerintah Suriah jika mereka mengancam masyarakat. Ancaman tersebut secara luas dianggap sebagai dalih untuk menduduki lebih banyak wilayah Suriah.
Ancaman Netanyahu muncul saat pemerintah Suriah menggelar operasi keamanan di kota itu menyusul serangan militan yang terkait dengan rezim Assad yang digulingkan, yang menewaskan dua petugas keamanan. Pasukan keamanan Suriah telah mendirikan pos pemeriksaan di pintu masuk dan keluar kota.
Pemerintah Suriah telah memberi kelompok bersenjata waktu lima hari untuk menyerahkan senjata mereka dan menyingkirkan barikade. Pasukan keamanan dan militer tambahan telah dikerahkan ke daerah tersebut. Negosiasi sedang berlangsung antara para pemimpin setempat dan pejabat keamanan untuk mengatur penyerahan senjata dan mendirikan pos keamanan di dalam kota.
Rabih Munzer, anggota kelompok masyarakat lokal Jaramana, menolak klaim Netanyahu. “Kami adalah warga Arab Suriah, dan kami berkomitmen pada tanah kami. Kami tidak meminta perlindungan dari siapa pun,” katanya kepada Al Jazeera. Ia menambahkan bahwa pemerintah Suriah akan menanggapi ancaman Netanyahu dan tidak akan membiarkan komunitas Druze digunakan untuk agenda politik.
Dalam upacara wisuda militer pada Ahad (2/3/2025), Netanyahu menyatakan bahwa ia akan mencegah tentara Suriah dan Hai’ah Tahrir Syam (HTS) memasuki wilayah selatan Damaskus. Ia juga berjanji untuk ‘mempertahankan’ populasi Druze di Suweida dari segala potensi ancaman.
Beberapa hari terakhir telah terjadi protes di Suriah selatan terhadap pernyataan Netanyahu. Para demonstran menentang seruannya untuk pelucutan senjata di wilayah tersebut dan tuntutannya untuk mengusir tentara Suriah yang baru direorganisasi.
Menteri Pertahanan ‘Israel’, Israel Katz, menegaskan bahwa tentara ‘Israel’ akan terus menduduki zona penyangga di sepanjang perbatasan Suriah untuk jangka waktu yang lama. “Kami tidak akan membiarkan kekuatan apa pun yang mengancam keamanan ‘Israel’ untuk membangun wilayah antara sini dan jalan raya Damaskus-Suweida,” kata Katz. (zarahamala/arrahmah.id)