LONDON (Arrahmah.id) – BBC telah menarik film dokumenter yang mengisahkan kehidupan seorang anak laki-laki di Gaza yang dilanda perang setelah mendapat tekanan dari kelompok pro-‘Israel’.
‘Gaza: How To Survive A War Zone’ yang ditayangkan di layanan streaming iPlayer BBC berpusat pada perjuangan Abdullah yang berusia 13 tahun, yang hidup di bawah serangan brutal ‘Israel’ di wilayah Palestina.
“Film ini tetap menjadi pandangan yang kuat dari sudut pandang anak-anak tentang konsekuensi yang menghancurkan dari perang di Gaza yang kami yakini sebagai bukti yang tak ternilai dari pengalaman mereka, dan kami harus memenuhi komitmen kami untuk transparansi,” kata BBC dalam sebuah pernyataan pada Rabu (19/2/2025).
Namun, dokumenter tersebut dihapus setelah BBC menemukan bahwa ayah anak laki-laki tersebut, Dr. Ayman Alyazouri, bekerja sebagai wakil menteri pertanian di pemerintahan Gaza. Pada 2007, Hamas, yang dianggap oleh Inggris sebagai kelompok teroris, mengambil alih Jalur Gaza setelah konflik dengan gerakan Palestina saingannya, Fatah.
Namun, para pengkritik keputusan BBC menyatakan bahwa Alyazouri hanya memiliki peran teknokratis dalam pemerintahan Gaza. Ia dilaporkan pernah bekerja untuk pemerintah Uni Emirat Arab dan belajar di berbagai universitas di Inggris.
Mereka mengecam BBC atas keputusannya menghapus film dokumenter yang hanya memanusiakan warga Palestina dan menunjukkan kehidupan mereka sehari-hari di bawah serangan ‘Israel’.
Mereka mengatakan pekerjaan Alyazouri di pemerintahan Gaza bukanlah alasan yang cukup baik untuk menghapus film dokumenter tersebut.
Setelah mengetahui dugaan hubungan Alyazouri dengan Hamas, film dokumenter tersebut awalnya disimpan di iPlayer dengan pesan di awal yang berbunyi: “Narator film ini adalah Abdullah yang berusia 13 tahun. Ayahnya bekerja sebagai wakil menteri pertanian untuk pemerintah yang dipimpin Hamas di Gaza.”
Namun karena adanya tekanan, akhirnya unggahan itu dihapus pada Jumat (21/2), sehari setelah Menteri Kebudayaan Inggris Lisa Nandy mengatakan dia akan membahas masalah tersebut dengan direktur jenderal dan pemimpin BBC.
BBC membela keputusannya untuk menghapus film dokumenter tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya hubungan keluarga anak laki-laki tersebut dan sedang melakukan “uji tuntas lebih lanjut”.
BBC mengatakan bahwa sejumlah tokoh televisi Inggris telah mengirim surat yang mengkritiknya dan menyerukan “penyelidikan”.
Beberapa di antaranya bernama aktris Tracy-Ann Oberman, mantan pengontrol BBC One dan komentator pro-‘Israel’ Danny Cohen, produser Leo Pearlman, dan produser Neil Blair, utusan Inggris untuk The Abraham Initiative yang berbasis di ‘Israel’.
Meskipun telah ditarik dari iPlayer, banyak pengguna daring telah membagikan documenter berdurasi satu jam itu di media sosial.
Pada Oktober, setahun setelah dimulainya perang, BBC juga merilis film documenter berdurasi 90 menit berjudul ‘Hidup dan Mati di Gaza,’ yang mengisahkan empat warga Palestina di Gaza yang kehidupannya berubah akibat perang.
Namun, lembaga penyiaran Inggris tersebut telah dikritik berkali-kali karena liputannya terhadap perang ‘Israel’ selama 15 bulan di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 61.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. (zarahamala/arrahmah.id)