TEL AVIV (Arrahmah.id) — Israel hingga Ahad (23/2/2025) masih belum mau membebaskan warga Palestina yang ditahan meski kelompok perlawanan Palestina Hamas telah membebaskan enam warga Israel yang mereka sandera.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang mulai berlaku 19 Januari lalu, Israel seharusnya melepaskan 620 tahanan Palestina sebagai bagian dari pertukaran tawanan tahap ke-7.
Lalu kenapa Israel melakukan hal itu, berikut alasannya:
- Hamas salah menyerahkan jenazah sandera
Israel mengatakan Hamas telah menyerahkan satu jenazah yang salah setelah menerima empat jenazah warga Israel pada Kamis (20/2).
Institut Forensik Israel membenarkan bahwa tiga dari empat jenazah itu adalah Oded Lifshitz, Kfir Bibas, dan Ariel Bibas, tetapi jenazah lainnya bukan Shiri Bibas sesuai kesepakatan, melainkan jenazah wanita Palestina.
Hamas menyerahkan jenazah Shiri Bibas satu hari kemudian dan telah diidentifikasi kebenarannya oleh forensik Israel.
Shiri Bibas bersama dua anaknya, Kfir dan Ariel, disandera oleh Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023. Mereka tewas dalam serangan Israel di Gaza
- Israel tuntut pembebasan sandera secara “bermartabat”
Israel pada Ahad mengatakan akan menunda pembebasan tahanan hingga penyerahan sandera berikutnya dilakukan oleh Hamas tanpa upacara yang “merendahkan martabat” para sandera.
Hamas menuduh Israel sengaja membuat dalih seperti itu untuk menghindari kewajiban mereka menyerahkan tahanan sesuai kesepakatan.
“Penghinaan sesungguhnya adalah perlakuan terhadap tahanan Palestina dalam proses pembebasan mereka, yang kerap melibatkan penyiksaan, pemukulan, dan penghinaan yang disengaja hingga saat-saat terakhir,” kata seorang pemimpin Hamas.
- Gara-gara info Hamas, kerabat Bibas tolak kehadiran pejabat Israel saat pemakaman
Kerabat Shiri Bibas menolak kehadiran pejabat pemerintah Israel dalam pemakaman jenazah dia dan dua anaknya, menurut media Israel pada Ahad.
Pada Jumat, kerabat Bibas menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu telah membiarkan para sandera dan gagal memulangkan mereka dalam keadaan hidup.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang Israel menyatakan pada Sabtu bahwa kerabat Bibas belum menerima informasi resmi dari pemerintah tentang penyebab kematian Shiri Bibas dan kedua anaknya.
Pilihan Israel untuk melanggar kesepakatan in mendapat kecaman keras dari Partai Demokrat Israel.
Menurut partai yang berseberangan dengan pemerintah Netanyahu pada Minggu, mereka menuduh Netanyahu telah melanggar kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan itu merupakan hal yang nampak jelas kesalahannya.
“Netanyahu memerintahkan penundaan pembebasan tahanan, yang jelas-jelas melanggar perjanjian… seperti telah kami peringatkan,” kata Yair Golan, pemimpin partai oposisi itu di platform X, dikutip dari Anadolu Agency (23/2).
Golan bersumpah tidak akan membiarkan Netanyahu terus menjabat “dengan mengorbankan saudara-saudara kita.” (hanoum/arrahmah.id)