TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” mengatakan bahwa pembebasan ratusan tawanan Palestina ditunda “hingga pembebasan sandera berikutnya telah terjamin, dan tanpa upacara yang memalukan” saat serah terima tawanan “Israel” di Gaza.
Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu muncul pada Ahad (23/2/2025) pagi ketika kendaraan militer yang biasanya bergerak mendahului bus-bus yang membawa para tawanan meninggalkan gerbang terbuka penjara Ofer, hanya untuk berbalik arah dan masuk kembali.
Pembebasan 620 tahanan Palestina telah tertunda selama beberapa jam dan seharusnya dilakukan setelah enam sandera “Israel” dibebaskan pada Sabtu (22/2). Pembebasan ini merupakan pembebasan tahanan terbesar dalam satu hari pada fase pertama gencatan senjata Gaza, lansir AP.
Pengumuman “Israel” tersebut secara tiba-tiba membuat masa depan gencatan senjata semakin diragukan.
Hamas mengatakan bahwa kegagalan “Israel” untuk membebaskan kelompok ketujuh warga Palestina pada waktu yang telah disepakati merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata.
Komisi Otoritas Palestina untuk urusan tahanan mengonfirmasi penundaan tersebut “sampai pemberitahuan lebih lanjut.” Video Associated Press di Tepi Barat menunjukkan keluarga para tahanan, yang menunggu di luar ruangan dalam cuaca yang nyaris membeku, tampak bubar. Seorang wanita terlihat berjalan sambil menangis.
Lima dari enam sandera yang dibebaskan pada Sabtu dikawal oleh para pejuang Hamas di depan kerumunan massa -sebuah pertunjukan yang dikritik oleh PBB dan Palang Merah sebagai sesuatu yang kejam setelah serah terima sebelumnya.
Pernyataan “Israel” mengklaim “upacara yang merendahkan martabat para sandera kami dan penggunaan para sandera secara sinis untuk tujuan propaganda.” Pernyataan tersebut kemungkinan merujuk pada video Hamas yang menunjukkan dua sandera yang belum dibebaskan menyaksikan serah terima di Gaza pada Sabtu dan berbicara di bawah tekanan.
Keenam orang tersebut merupakan sandera terakhir yang masih hidup yang diharapkan akan dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata, dengan waktu satu pekan tersisa pada tahap awal. Pembicaraan mengenai gencatan senjata tahap kedua belum dimulai.
Keenam orang tersebut termasuk tiga orang “Israel” yang diculik dari festival musik Nova dan seorang lainnya diculik saat mengunjungi keluarga di “Israel” selatan selama serangan 7 Oktober 2023 yang dipimpin oleh Hamas. Dua orang lainnya ditahan selama satu dekade setelah memasuki Gaza sendirian. (haninmazaya/arrahmah.id)