GAZA (Arrahmah.id) – Hamas mengatakan pada Kamis (20/2/2025) bahwa kelompok perlawanan di Gaza melindungi tawanan ‘Israel’ dan memperlakukan mereka secara manusiawi. Namun, pasukan ‘Israel’ membunuh mereka bersama para penculiknya selama penyerangan. Kelompok itu juga menekankan bahwa mereka “berhati-hati untuk menghormati” kesucian tawanan yang tewas selama penyerahan pada Kamis (20/2).
Hamas dan kelompok perlawanan di Gaza pada Kamis (20/2) menyerahkan jenazah empat tawanan ‘Israel’: Shiri Bibas, Ariel Bibas, Kfir Bibas, dan Oded Lifshitz, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan di bawah tahap pertama perjanjian gencatan senjata.
Hamas sebelumnya mengatakan Shiri Bibas dan anak-anaknya tewas dalam serangan udara ‘Israel’ pada November 2023. Suaminya, Yarden, dibebaskan pekan lalu dalam pertukaran tawanan dan tahanan yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (19/2), Hamas mengonfirmasi, “Mereka semua masih hidup sebelum pesawat pendudukan Zionis dengan sengaja mengebom lokasi tempat mereka ditahan.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan menjelang pembebasan jenazah empat tawanan kemarin, Hamas mengatakan perlawanan di Gaza “berhati-hati untuk menghormati kesucian jenazah dan perasaan keluarga mereka, meskipun faktanya tentara pendudukan tidak menunjukkan rasa hormat terhadap nyawa mereka saat mereka masih hidup.”
“Kami melindungi nyawa para tawanan pendudukan, memberi mereka apa pun yang kami mampu, dan memperlakukan mereka secara manusiawi, sementara tentara mereka membunuh mereka bersama para penculiknya,” tambahnya.
Hamas mengatakan pasukan ‘Israel’ “membunuh tawanannya dengan mengebom lokasi mereka, dan pemerintah pendudukan Nazi bertanggung jawab penuh atas penghalangan berulang kali terhadap perjanjian pertukaran tersebut.”
“Netanyahu yang kriminal kini meratapi jasad para tawanan yang dikembalikan kepadanya dalam peti mati, dalam upaya terang-terangan untuk menghindari tanggung jawab atas kematian mereka di hadapan para pendengarnya.”
Hamas mencatat Brigade Al-Qassam dan perlawanan “melakukan segala yang mungkin untuk melindungi para tahanan dan menyelamatkan nyawa mereka, namun pemboman yang terus-menerus dan brutal oleh pendudukan mencegah mereka menyelamatkan mereka semua.”
Dalam pesannya kepada keluarga Bibas dan Lifshitz, Hamas berkata, “Kami lebih suka jika putra-putra kalian dikembalikan kepada kalian dalam keadaan hidup, tetapi para pemimpin tentara dan pemerintah kalian memilih untuk membunuh mereka daripada menyelamatkan mereka. Mereka juga membunuh 17.881 anak-anak Palestina dalam pengeboman kriminal mereka di Gaza, dan kami tahu bahwa kalian memahami siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas kematian mereka. Kalian telah menjadi korban dari kepemimpinan yang tidak peduli pada rakyatnya sendiri.”
Ditambahkannya, “Kami menegaskan bahwa pertukaran adalah satu-satunya cara untuk membawa para tahanan kembali hidup-hidup kepada keluarga mereka, dan setiap upaya untuk membebaskan mereka melalui kekuatan militer atau kembali berperang hanya akan mengakibatkan lebih banyak korban di antara para tahanan.” (zarahamala/arrahmah.id)