WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan peran penting miliarder Elon Musk dalam pemerintahannya, tetapi melarangnya terlibat dalam pengambilan keputusan terkait luar angkasa guna menghindari konflik kepentingan.
Dalam konferensi pers pada Selasa, Trump menyatakan bahwa Musk tidak akan diizinkan untuk ikut serta dalam keputusan pemerintah terkait eksplorasi luar angkasa. Hal ini merespons kekhawatiran akan potensi konflik kepentingan, mengingat Musk juga berupaya memangkas pengeluaran pemerintah.
“Menurut saya, Elon adalah seorang patriot. Kalian bisa menyebutnya pegawai, penasihat, atau apa pun, tapi yang jelas, dia seorang patriot,” kata Trump.
Bukan Pengambil Keputusan, tapi Punya Peran Penting
Gedung Putih sebelumnya menyatakan bahwa Musk akan menghindari potensi konflik kepentingan antara bisnisnya yang beragam dan perannya dalam membantu efisiensi anggaran pemerintah. Namun, ditegaskan bahwa Musk bukan pejabat di Departemen Efisiensi Pemerintahan, melainkan seorang pegawai Gedung Putih dan penasihat senior presiden tanpa kewenangan mengambil keputusan.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menekankan bahwa memiliki seseorang secerdas Musk dalam pemerintahan sangatlah penting. Ia juga mengungkapkan bahwa Musk dan timnya sering kali menerima perintah eksekutif untuk memastikan implementasi kebijakan pemerintah.
Namun, Trump menuding media mencoba memecah-belah hubungan mereka. Ia menyinggung majalah Time yang pernah menampilkan Musk duduk di Resolute Desk, seolah menggambarkan bahwa ia memiliki pengaruh besar di Gedung Putih.
Musk Bertugas Menghapus Pemborosan Anggaran
Trump juga mengungkapkan bahwa Departemen Efisiensi Pemerintahan, yang mulai beroperasi sejak dirinya menjabat kembali bulan lalu, telah memulai audit terhadap lembaga-lembaga federal. Musk ditugaskan untuk mengungkap dan menghapus pemborosan anggaran yang diperkirakan mencapai triliunan dolar melalui reformasi besar-besaran, termasuk pemecatan massal ribuan pegawai.
Menanggapi perannya, Musk menyebut Trump menghadapi serangan tidak adil dari media. Ia juga mengkritik beberapa media seperti Associated Press, PBS, dan CBS, yang menurutnya menjadi bagian dari birokrasi federal besar yang tidak terpilih dan menentang presiden serta pemerintahannya.
(Samirmusa/arrahmah.id)