GAZA (Arrahmah.id) –– Kelompok perlawanan Palestina Hamas merilis nama tiga sandera yang rencananya akan dibebaskan Sabtu (15/2/2025) sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran 369 tahanan Palestina, setelah menyatakan komitmennya terhadap gencatan senjata dengan Israel.
Para sandera, sebagaimana dirilis BBC (14/2), termasuk warga negara Israel-Amerika Sagui Dekel Chen (36), warga Kibbutz Nir Oz di Israel selatan. Chen dilaporkan ditawan saat ia berhadapan dengan Hamas pada serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Dua bulan setelah penangkapannya, istrinya, Avital, melahirkan putri ketiga mereka.
Sasha Troufanov (29) juga dari Kibbutz Nir Oz, akan dibebaskan. Ia disandera pada Oktober 2023, bersama ibunya Elena, neneknya Irina Tati, dan pacarnya Sapir Cohen, yang semuanya dibebaskan dalam kesepakatan pembebasan sandera sebulan kemudian. Ayahnya, Vitaly, tewas dalam serangan Hamas. Keluarga tersebut beremigrasi ke Israel dari Rusia 25 tahun lalu.
Sandera ketiga diidentifikasi sebagai warga negara Israel Argentina, Iair Horn (46) juga dari Kibbutz Nir Oz. Ia diculik pada 7 Oktober bersama saudaranya Eitan, yang tidak termasuk dalam pembebasan sandera kali ini.
Pembebasan sandera sempat diragukan setelah Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan mengancam akan kembali berperang.
“Kami tidak tertarik dengan runtuhnya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, dan kami ingin agar perjanjian tersebut dilaksanakan dan memastikan bahwa pendudukan [Israel] mematuhinya sepenuhnya,” kata juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua.
Qanoua juga mengkritik apa yang disebutnya sebagai “bahasa ancaman dan intimidasi” dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak membantu pelaksanaan gencatan senjata.
Pemerintah Israel kemudian menegaskan kembali bahwa Hamas harus membebaskan tiga sandera akhir pekan ini.
“Jika ketiga orang itu tidak dibebaskan, jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir,” kata juru bicara pemerintah Israel David Mencer.
Hamas awal pekan ini menuduh Israel melanggar kesepakatan dengan melanjutkan serangan udara terhadap orang-orang di Gaza dan memblokir bantuan. Kelompok itu mengatakan akan menunda pembebasan sandera.
Netanyahu mengatakan pertempuran akan berlanjut jika lebih banyak tawanan tidak dibebaskan pada Sabtu, sementara Trump mengatakan pada Senin bahwa “semua akan kacau” jika sandera tidak dikembalikan. (hanoum/arrahmah.id)