WASHINGTON (Arrahmah.id) – Miliarder Elon Musk mengakui pada Selasa (11/2/2025) bahwa ia menyebarkan berita bohong tentang pengiriman kondom senilai $50 juta ke Jalur Gaza oleh Washington. Berbicara di Ruang Oval, Musk mengakui kesalahannya setelah ditekan oleh wartawan.
“Beberapa hal yang saya sampaikan mungkin tidak benar dan harus diperbaiki,” ujarnya kepada wartawan saat ditanya tentang laporan pengecekan fakta.
Musk mempertanyakan klaim itu sendiri, dengan mengatakan, “Saya tidak yakin kita harus mengirim kondom senilai $50 juta ke mana pun.” Ia menambahkan, “Jika kondom itu dikirim ke Mozambik dan bukan ke Gaza… oke, itu tidak seburuk itu. Tapi mengapa kita melakukan itu?”
Pernyataannya itu menyusul klaim sebelumnya oleh Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan pemerintahannya telah mengungkap dan menghentikan dugaan pengiriman tersebut.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pertama kali mengemukakan klaim tersebut dalam jumpa pers pertamanya. Ia menyatakan bahwa kantor Musk, bersama dengan Kantor Manajemen dan Anggaran, telah menemukan bahwa $50 juta telah dikirim ke Gaza untuk membeli kondom dan Hamas menggunakannya sebagai bom. Namun, ia tidak memberikan bukti apa pun, tetapi media ‘Israel’ menyebarkan klaim tersebut.
Tinjauan data USAID dari 2007 hingga 2023 bertentangan dengan klaim ini. Tidak ada catatan yang menunjukkan adanya pengiriman kondom ke Gaza. Satu-satunya pengiriman ke Timur Tengah selama periode tersebut adalah pasokan senilai $45.680 yang dikirim ke Yordania pada 2023.
Sementara itu, data dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menunjukkan bahwa Yayasan AIDS Pediatrik Elizabeth Glaser di Mozambik telah menerima lebih dari $83 juta sejak 2021 untuk proyek kesehatan reproduksi. Sebagian dari dana ini dialokasikan untuk Provinsi Gaza di Mozambik, bukan Jalur Gaza di Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)