GAZA (Arrahmah.id) – Tentara Pendudukan ‘Israel’ mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan pasukan tambahan—termasuk pasukan cadangan—di wilayah Komando Selatan dekat Jalur Gaza untuk mempersiapkan berbagai skenario. Langkah ini diambil tak lama setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa dia telah memerintahkan militer untuk mengerahkan pasukan di dalam dan sekitar Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (11/2025), militer ‘Israel’ mengatakan, “Berdasarkan penilaian situasi dan keputusan untuk meningkatkan kesiapan di wilayah Komando Selatan, diputuskan untuk melakukan penguatan pasukan secara luas, termasuk memanggil pasukan cadangan.” Mereka menambahkan bahwa penguatan pasukan dan panggilan cadangan ini bertujuan untuk mempersiapkan berbagai skenario.
Komando Selatan bertanggung jawab atas wilayah selatan ‘Israel’, termasuk permukiman yang berbatasan dengan Jalur Gaza.
Sebelumnya, pada Selasa malam (11/2), Netanyahu dalam pidato televisinya mengatakan, “Menyusul pengumuman Hamas bahwa mereka melanggar kesepakatan dan tidak membebaskan tahanan kami, saya telah memberikan instruksi kepada militer ‘Israel’ untuk mengerahkan pasukan di dalam dan sekitar Jalur Gaza.” Dia mengancam bahwa “jika Hamas tidak mengembalikan tahanan kami sebelum tengah hari Sabtu, gencatan senjata akan berakhir, dan militer ‘Israel’ akan melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh hingga mencapai penyelesaian akhir terhadap Hamas.”
Netanyahu tidak menyebutkan jumlah tawanan ‘Israel’ yang diminta untuk dibebaskan pada Sabtu (15/2). Namun, radio militer ‘Israel’ sebelumnya melaporkan, mengutip pejabat ‘Israel’ yang tidak disebutkan namanya, bahwa “jika Hamas membebaskan 3 tahanan pada Sabtu, maka fase pertama kesepakatan akan berlanjut.”
Pelanggaran ‘Israel’
Hamas pada Senin (10/2) menunda pembebasan sisa tahanan hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan alasan pelanggaran ‘Israel’ terhadap kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Pada Senin malam (10/2), surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa militer ‘Israel’ telah membatalkan cuti para prajurit dari Divisi Gaza (yang berada di bawah Komando Selatan) dan meningkatkan kesiapan pasukan mereka yang berada di Jalur Gaza, sebagai persiapan untuk melanjutkan pertempuran jika kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas gagal.
Sejak dimulainya gencatan senjata, militer ‘Israel’ telah menarik sebagian besar pasukannya dari Jalur Gaza, dengan penarikan terakhir terjadi pada Ahad (9/2) dari poros Netzarim di tengah Jalur Gaza. Saat ini, hanya Divisi Gaza dan Divisi 162 yang masih bertugas di wilayah keamanan yang dibangun militer ‘Israel’ di dalam Jalur Gaza, dekat perbatasan ‘Israel’, serta di sepanjang poros Philadelphia antara Jalur Gaza dan Mesir, menurut media ‘Israel’.
Meskipun gencatan senjata berlaku, militer ‘Israel’ hampir setiap hari menembakkan drone ke arah warga Palestina di berbagai wilayah Jalur Gaza, yang telah menewaskan 92 syahid dan melukai 822 orang dalam serangan langsung sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari lalu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)