KABUL (Arrahmah.id) – Shah Mohammad Mehrabi, anggota dewan Dana untuk Rakyat Afghanistan (Afghan Fund), mengatakan kepada Tolo News bahwa sejak dana tersebut didirikan, labanya telah mencapai $440 juta.
Menurut Mehrabi, badan tersebut dibuat untuk menstabilkan nilai tukar, mengendalikan tingkat harga, dan menjaga stabilitas keuangan di dalam negeri.
Mehrabi berkata: “Saat ini, lembaga tersebut memiliki aset sebesar $3,94 miliar, dengan laba yang masih harus dibayar sebesar $440 juta. Tindakan ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang bijaksana. Pada akhirnya, Afghan Fund telah membentuk kerangka tata kelola yang terorganisasi yang dirancang untuk menstabilkan sistem keuangan Afghanistan.”
Afghan Fund didirikan pada September 2022 di Swiss oleh Amerika Serikat untuk melindungi aset negara tersebut sebesar $3,5 miliar.
Beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa aset dana tersebut belum digunakan secara praktis untuk pertumbuhan ekonomi Afghanistan. Mereka menekankan bahwa dalam situasi saat ini, di mana mata uang Afghanistan kurang memiliki stabilitas yang signifikan terhadap mata uang asing lainnya, dana tersebut harus digunakan untuk menjaga stabilitas keuangan.
“Afghanistan Fund berfungsi sebagai dukungan finansial bagi mata uang Afghanistan, yang dapat meningkatkan kredibilitasnya di pasar global dan juga berkontribusi untuk memperkuat perdagangan internasional,” kata Abdul Nasir Reshtia, seorang pakar ekonomi, kepada Tolo News (6/2/2025).
“Dalam kondisi ekonomi yang sulit ini, kita seharusnya dapat menggunakan dana ini. Semakin banyak dolar mengalir ke negara ini atau menghasilkan laba, semakin baik bagi kita,” kata Mohammad Nabi Afghan, pakar ekonomi lainnya.
Meskipun Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) telah mengindikasikan dalam sebuah laporan bahwa pemerintah AS mungkin mempertimbangkan untuk meninjau kembali potensi pengembalian sisa $4 miliar, Kementerian Ekonomi Imarah Islam Afghanistan sekali lagi menyerukan agar aset-aset negara yang dibekukan itu dilepaskan sepenuhnya. Kementerian menekankan bahwa aset-aset ini harus dikembalikan ke bank sentral Afghanistan.
Abdul Latif Nazari, Wakil Menteri Ekonomi, mengatakan: “Aset-aset ini harus diserahkan ke bank sentral sesegera mungkin untuk dijadikan sebagai dukungan moneter dan digunakan dalam kebijakan ekonomi utama Afghanistan dan kebutuhan dasar rakyat Afghanistan.”
Hal ini terjadi setelah runtuhnya pemerintahan republik pada Agustus 2021, lebih dari $9 miliar aset Afghanistan dibekukan oleh bank-bank Amerika dan Eropa. (haninmazaya/arrahmah.id)