GAZA (Arrahmah.id) — Pertukaran sandera antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan tahanan Israel berlangsung untuk ketiga kalinya, pada Kamis (30/1/2025). 110 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel ditukar dengan Tiga warga Israel dan lima warga Thailand yang disandera Hamas.
Namun, ada peristiwa menarik di balik pertukaran sandera tersebut. Pejuang Hamas meninggalkan pesan kepada tentara Israel. Pesan yang mengundang tawa tersebut tertera pada sebuah spanduk yang ditampilkan Hamas saat pembebasan sandera.
Dalam pertunjukan terbarunya, selama penyerahan prajurit IDF Agam Berger yang ditangkap di Jabalia, Gaza utara, Hamas memamerkan versi parodi lambang satuan-satuan tempur brigade IDF.
“(Modifikasi logo-logo satuan tempur IDF ini) bertujuan untuk mengejek unit-unit IDF yang terlibat dalam perang Israel di Gaza,” tulis laporan RNTV (31/1).
Simbol-simbol yang diubah itu ditampilkan secara mencolok pada platform (panggung) yang digunakan untuk ‘pertunjukan’ pembebasan sandera Agam Berger, menurut Anadolu Agency .
Logo-logo yang didesain ulang terdiri dari lambang unit pasukan elite Israel termasuk Brigade Givati, Nahal, Kfir, dan Brigade Lapis Baja 401.
“Semua unit tempur ini memainkan peran penting dalam agresi militer Israel di Gaza utara,” kata laporan itu.
Secara rinci, perubahan logo satuan tempur militer IDF dalam konteks olok-olok ini dibuat Hamas secara kontras dengan reputasi yang dimiliki para satuan tempur IDF tersebut.
“Versi rancangan Hamas dari lambang rubah Brigade Givati menggambarkan binatang itu ditusuk dengan belati, dengan frasa Ibrani “Jabalia, makam Givati” tertulis di atasnya,” tulis ulasan RNTV soal detail perubahan logo satuan tempur IDF yang diejek Hamas.
Adapula lambang belati Brigade Kfir yang diubah untuk memperlihatkan belati itu menusuk tengkorak seorang prajurit IDF.
“Sementara itu, batang gandum Brigade Nahal diubah menjadi sabit yang menebas prajurit, dan lambang Brigade Lapis Baja ke-401 disesuaikan untuk memperlihatkan helm dengan tengkorak di dalamnya,” tulis ulasan tersebut.
Sebagai informasi, unit-unit militer ini terlibat dalam operasi besar-besaran di Gaza utara, yang mengakibatkan kerusakan besar-besaran dan jatuhnya korban jiwa Palestina dalam jumlah besar.
Hamas sering menggunakan pesan simbolis selama pembebasan sandera Israel untuk mengirim sinyal psikologis kepada publik Israel, memastikan pesannya dipahami secara luas dengan menyertakan teks Ibrani.
Dalam momen pembebasan sandera Israel sebelum ini, tepatnya pada 25 Januari 2025 kemarin, para personel milisi Brigade Al Qassam, sayap Hamas, dan Brigade Al Quds, sayap PIJ, dilaporkan dikerahkan ke lokasi, menjadikan alun-alun Gaza menjadi semakin padat dan meriah.
Hal yang menarik lainnya dari pemandangan ini, situs Israel, Daily Express melaporkan kalau empat anggota Brigade Qassam yang muncul bersama para tawanan wanita Israel yang dibebaskan dari Gaza membawa senapan serbu Tavor yang digunakan oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF).
Situs Israel tersebut menggarisbawahi kalau gambar yang menunjukkan para pengawal sandera Israel dari Brigade Al Qassam yang menenteng senapan serbu Tavor merupakan penghinaan terhadap militer Israel (IDF).
Alih-alih hancur, seperti yang diklaim Israel, Al Qassam justru menunjukkan kalau mereka mampu menyita senjata penting yang digunakan pasukan elite IDF dalam agresi militer ke Gaza.
(hanoum/arrahmah.id)