GAZA (Arrahmah.id) – Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam Hamas, pada Jumat (31/1/2025) mengumumkan nama tiga tawanan ‘Israel’ yang akan dibebaskan pada hari ini sebagai bagian dari gelombang keempat perjanjian pertukaran tahanan di bawah gencatan senjata Gaza.
Para tahanan tersebut termasuk Ofer Calderon, Keith Shmonsel Segal, dan Yarden Bibas, yang semuanya digambarkan sebagai orang tua dan sedang menderita sakit.
Kantor Perdana Menteri ‘Israel’ mengonfirmasi telah menerima daftar tawanan yang dijadwalkan dibebaskan, dan menyatakan bahwa mereka masih hidup.
Otoritas Penyiaran ‘Israel’ (KAN) melaporkan bahwa daftar tersebut dapat diterima oleh pemerintah, sementara Channel 12 mengindikasikan bahwa proses rilis diharapkan akan dimulai pada pagi hari, mengikuti pola pertukaran sebelumnya.
Sebagai balasannya, Kantor Informasi Tahanan Palestina menyatakan bahwa ‘Israel’ akan membebaskan 90 tahanan Palestina pada hari ini, termasuk sembilan orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 81 lainnya dengan hukuman jangka panjang.
Nama-nama tahanan Palestina tersebut belum diungkapkan.
Hal ini terjadi sehari setelah Hamas membebaskan tiga tahanan ‘Israel’ —dua tentara wanita dan seorang pria tua—bersama lima pekerja Thailand, sebagai imbalan atas 110 tahanan Palestina.
Di tengah pertukaran pendapat yang sedang berlangsung, media ‘Israel’ mengutip ayah dua tahanan di Gaza yang mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap pemerintah ‘Israel’.
“Pertempuran kami bukan hanya melawan Hamas, tetapi juga melawan pemerintah ‘Israel’,” katanya, mengkritik penanganan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu terhadap perjanjian gencatan senjata.
Sang ayah menambahkan bahwa keluarga para tawanan mengandalkan Presiden AS Donald Trump untuk menekan Netanyahu agar memastikan penyelesaian kesepakatan.
Perjanjian gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025, mencakup fase pertama selama 42 hari di mana 33 tawanan ‘Israel’ diperkirakan akan dibebaskan sebagai imbalan atas sekitar 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina.
Sejauh ini, tiga pertukaran telah terjadi, dengan Hamas membebaskan tawanan ‘Israel’ dan Thailand dan ‘Israel’ membebaskan tahanan Palestina.
Kesepakatan ini telah membawa bantuan sementara ke Gaza, tempat kampanye militer ‘Israel’ dari 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025 mengakibatkan lebih dari 159.000 korban Palestina—kebanyakan anak-anak dan wanita—dan lebih dari 14.000 orang hilang. (zarahamala/arrahmah.id)