PUTLAND (Arrahmah.id) — Selama hampir sebulan, pasukan keamanan di wilayah Puntland yang semi-otonom di Somalia telah bergerak maju ke tempat persembunyian kelompok militan Islamic State (ISIS) di pegunungan.
Bentrokan paling sengit terjadi akhir pekan lalu ketika pasukan regional mengusir militan ISIS dari Turmasaale, lokasi strategis sekitar 150 kilometer di tenggara Bosaso.
Pemimpin Puntland, Said Abdullahi Deni, mengunjungi bandara pada akhir pekan untuk menemui tentara yang terluka, termasuk seorang perwira senior, yang menunjukkan terjadinya perlawanan. Sebelum bentrokan Turmasaale, pasukan wilayah tersebut merebut gua, kamp, dan desa-desa kecil yang sebagian besar tanpa menghadapi perlawanan.
Brigadir Jenderal Ahmed Abdullahi Sheikh, yang hingga baru-baru ini menjabat sebagai komandan operasi khusus untuk tentara Somalia dan telah memantau serangan di wilayah asalnya itu, mengatakan bahwa kehilangan Turmasaale merupakan pukulan bagi ISIS karena wilayah tersebut merupakan rute pasokan utama para militan.
“Di sinilah mereka mengoordinasikan kedua serangan – terutama amunisi yang dikerahkan oleh pesawat nirawak, bom, menyerang pasukan Puntland – tetapi juga mendapatkan pasokan ulang, baik berupa ransum atau apa pun. Jadi, itu merupakan pencapaian strategis oleh pasukan Puntland,” katanya, dikutip dari VOA (20/1/2025).
Ia mengatakan kedua pihak menderita korban dari pertempuran di Turmasaale, konfrontasi terbesar sejauh ini.
“Pertempuran terjadi hampir setiap hari. Pasukan Puntland menderita korban, terutama dari bom, yang merupakan senjata pilihan terorisme di mana-mana,” katanya. “Tetapi mereka (tentara) telah maju dengan sangat baik selama tiga minggu terakhir. Dan mereka telah merebut beberapa lokasi penting. Pasukan regional sejauh ini pasti lebih unggul.”
Kamp-kamp utama kelompok ISIS, yang terletak di sekitar desa Dhaadaar, belum dapat dijangkau.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Puntland, termasuk serangan bunuh diri yang mematikan pada 31 Desember 2024, yang menurut kelompok itu dilakukan oleh militan dari berbagai negara.
Sheikh mengatakan ia yakin pasukan Puntland dapat meraih kemenangan militer melawan ISIS sebelum Ramadan, yang dimulai dalam empat minggu.
“Operasi ini direncanakan dengan sangat baik. Dipersiapkan dengan sangat baik,” katanya. “Mobilisasinya luar biasa, dan mereka mendapat dukungan besar dari masyarakat setempat, yang sangat penting.”
Sheikh mengatakan kehadiran pejuang asing di kamp-kamp ISIS memberi motivasi ekstra kepada penduduk setempat dan pasukan Puntland.
“Jika Anda merebut pangkalan dan kamp serta markas strategis mereka, bagi saya itu akan menjadi ukuran kemenangan,” tambahnya. (hanoum/arrahmah.id)