GAZA (Arrahmah.id) – Laporan yang saling bertentangan dari Kementerian Pertahanan dan tentara ‘Israel’ mengungkapkan perbedaan tajam dalam jumlah tentara yang terluka dalam perang Gaza yang sedang berlangsung.
Lebih dari 15.000 tentara ‘Israel’ terluka dalam genosida ‘Israel’ di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, kantor berita Anadolu melaporkan, mengutip Kementerian Pertahanan negara itu.
Angka yang diumumkan kementerian tersebut jauh lebih tinggi dibanding angka yang dilaporkan oleh tentara, yakni sebanyak 5.667 untuk periode yang sama, demikian catatan laporan itu.
Menurut angka militer yang dirilis oleh tentara, 841 tentara telah tewas dan 5.667 lainnya terluka sejak pecahnya perang Gaza, lansir Anadolu.
Laporan itu menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan tidak menjelaskan perbedaan besar antara kedua angka tersebut.
Ditambahkannya, prajurit yang terluka telah memasuki program rehabilitasi di Departemen Rehabilitasi kementerian, menurut Kementerian Pertahanan.
Pengunduran Diri Halevi
Pekan lalu, Kepala Staf Militer ‘Israel’ Herzi Halevi mengumumkan pengunduran dirinya, memulai serangkaian pengunduran diri dalam pimpinan militer ‘Israel’ menyusul apa yang dianggap sebagai kegagalan pada 7 Oktober 2023.
Pengunduran diri Halevi akan berlaku pada 6 Maret 2025.
Dalam surat pengunduran dirinya, Halevi menyatakan, “Tentara ‘Israel’ gagal dalam misinya untuk membela ‘Israel’, dan negara itu membayar harga yang mahal.”
Halevi secara tegas menyatakan: “Saya bertanggung jawab atas kegagalan tentara pada 7 Oktober 2023,” seraya menambahkan, “Tanggung jawab saya atas kegagalan mengerikan ini menyertai saya hari demi hari, jam demi jam.”
“Kami menderita banyak korban jiwa, dan perang meninggalkan luka dan bekas luka di antara banyak prajurit kami dan keluarga mereka,” lanjut Kepala Staf ‘Israel’ tersebut. Namun, ia juga mengklaim bahwa “tentara melancarkan perang selama berbulan-bulan di tujuh medan dan mencapai prestasi yang mengubah wajah Timur Tengah.”
Tak lama setelah pengumuman Halevi, Kepala Komando Selatan tentara ‘Israel’, Yaron Finkelman, juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Dalam surat pengunduran dirinya, Finkelman menyatakan: “Saya gagal pada 7 Oktober untuk melindungi wilayah barat Negev (Naqab), dan menambahkan bahwa “kegagalan pada 7 Oktober akan terukir dalam hidup saya selamanya.”
Jumlah Kematian yang Mengejutkan
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 47.035 warga Palestina telah tewas, dan 111.091 terluka dalam serangan genosida ‘Israel’ di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, dengan sedikitnya 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di Gaza.
Perang tersebut, yang oleh warga Palestina disebut sebagai “Operasi Banjir Al-Aqsa,” dimulai setelah operasi militer yang dilakukan oleh Hamas di wilayah ‘Israel’. ‘Israel’ melaporkan bahwa 1.139 tentara dan warga sipilnya tewas dalam serangan awal pada 7 Oktober.
Namun, media ‘Israel’ telah menyuarakan kekhawatiran bahwa sejumlah besar korban ‘Israel’ disebabkan oleh tembakan kawan dari sesama tentara selama agresi tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)