JAKARTA (Arrahmah.id) – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) angkat suara terkait usulan yang diajukan Presiden AS Donald Trump terkait relokasi warga Gaza ke sejumlah negara tetangga seperti Mesir, Yordania dan Lebanon.
HNW menolak dengan keras usulan tersebut, ia menilai hal itu sebagai bentuk ethnic cleansing (pembersihan etnis) terhadap warga Palestina di Gaza. Secara bahasa, ethnic cleansing atau pembersihan etnis adalah upaya untuk menciptakan wilayah geografis yang homogen secara etnis melalui deportasi atau pemindahan paksa orang-orang yang termasuk dalam kelompok etnis tertentu.
“Usulan merelokasi warga Gaza ke negara-negara lain, ternyata bukan lagi sekadar wacana tim transisi Donald Trump sebagaimana yang bocor ke publik, melainkan sikap Trump yang secara terbuka dinyatakan sendiri oleh Trump,” ujar HNW dalam keterangan tertulis pada Selasa (28/1/2025).
“Dan betapa seriusnya proposal ini, sehingga Trump mengaku bahwa dirinya berkomunikasi langsung dengan Presiden Mesir dan Raja Yordania, walau kemudian ditolak oleh kedua pemimpin negara tersebut,” lanjutnya.
HNW mengapresiasi penolakan yang dilakukan oleh pemimpin Mesir dan Yordania.
Tidak hanya kedua negara tersebut, HNW mengungkapkan penolakan atas usulan Trump itu juga datang dari berbagai pihak seperti PBB, OKI dan Liga Arab. Sebab, “Israel” akan semakin leluasa menjajah Palestina dan mewujudkan ‘klaim’ “Israel” Raya, jika warga Gaza meninggalkan tanah kelahirannya.
“Penolakan juga datang PBB, OKI serta Liga Arab. Usulan kontraproduktif itu sudah seharusnya ditolak karena usulan relokasi tersebut bukan solusi yang benar untuk menghadirkan keadilan dan perdamaian di Palestina, karena dicurigai hanya dalih/kedok untuk mengusir warga Gaza dan memudahkan ‘Israel’ melakukan pendudukan dan melanggengkan penjajahan terhadap Gaza/Palestina,” paparnya.
Lebih lanjut, HNW juga sependapat dengan Senator AS Bernie Sanders yang menyebut bahwa rencana dan tindakan Trump itu sebagai bentuk ethnic cleansing dan merupakan kejahatan perang.
“Secara definisi, apa yang diusulkan oleh Trump jelas bentuk dari ethnic cleansing, walaupun dengan kedok relokasi,” tuturnya.
HNW menambahkan, seharusnya Trump menarik usulannya itu. Ia menilai akan lebih baik apabila Donald Trump/AS, yang merupakan sekutu “Israel” paling fanatik, untuk mendesak agar “Israel” mematuhi dan tidak melanggar semua butir perjanjian gencatan senjata.
“Atau bila perlu, Trump mempertimbangkan usulan menerima semua warga ‘Israel’ untuk direlokasi, dipindahkan dan diberikan tanah di AS yang sangat luas itu, dengan difasilitasi oleh AS. Itu akan jadi terobosan yang efektif mewujudkan janji kampanye Trump untuk mengakhiri perang dan menghadirkan perdamaian di Palestina,” ujarnya.
“Selain itu, usulan solutif ini juga bermanfaat bagi warga AS, yang tidak perlu protes karena uang pajak yang mereka bayarkan justru digunakan untuk membantu ‘Israel’ dalam melakukan kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan lainnya terhadap warga Gaza,” lanjutnya.
Bahkan uang pajak tersebut bisa membantu keuangan AS, yang mana sejak 7 Oktober 2023 AS telah menggelontorkan dana sebesar 356,7 Triliun Dollar AS untuk mendukung “Israel”. Jumlah itu akan sangat membantu AS membangun kembali kawasan2 di AS yang hancur karena kebakaran seperti Los Angeles dan California.
HNW juga mengusulkan agar Presiden Prabowo Subianto yang baru saja bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang menegaskan kuatnya komitmen kedua negara dalam mendukung kemerdekaan Palestina, untuk lebih aktif & efektif menggalang kebersamaan dengan negara-negara OKI, Liga Arab dan PBB, untuk bersama-sama memastikan dilaksanakannya semua butir gencatan senjata dan menolak keras usulan Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke luar Palestina.
“Apalagi di awal munculnya proposal relokasi itu, nama Indonesia juga sempat disebut-sebut sebagai tujuan relokasi untuk warga Gaza, Palestina,” pungkasnya. (Rafa/arrahmah.id)