TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan ‘Israel’ dan pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) melakukan penggerebekan terpisah terhadap rumah para tahanan, di Tepi Barat yang diduduki, yang dijadwalkan akan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan ‘Israel’.
Menurut laporan, pasukan pendudukan ‘Israel’ menyerbu rumah Abeer Muhammad Hamdan Ba’ara di desa Burqa, utara Nablus, dan memperingatkan keluarganya agar tidak menyelenggarakan perayaan apa pun untuk pembebasannya dari penjara.
Salah seorang kerabatnya, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa tentara pendudukan memberi tahu bahwa mereka dilarang merayakan atau menggunakan pengeras suara dan kembang api, dan bahwa mereka akan dihukum jika mereka tidak mematuhi perintah ini, Middle East Monitor melaporkan.
Tentara ‘Israel’ menangkap Ba’ara, yang tinggal bersama suami dan keluarganya, dari rumahnya di Nablus pada 29 September dan dia belum dijatuhi hukuman.
Persatuan, Bukan Perpecahan
Pada saat yang sama, pasukan yang berafiliasi dengan dinas keamanan PA menyerbu rumah keluarga tahanan Hanan Ammar Ma’alwani di Nablus dan mencegah mereka mengibarkan bendera Hamas.
Salah seorang kerabatnya mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed, menurut MEMO, bahwa mereka terkejut ketika beberapa kendaraan pasukan keamanan gabungan mengepung rumah mereka dan memberi tahu mereka bahwa mengibarkan bendera Hamas atau menunjukkan dukungan apa pun terhadap faksi perlawanan itu dilarang.
⚡️ "Our joy is incomplete without #Gaza" ..
Words of prisoner Hanan Maalwani at the moment of her release as part of the exchange deal between the resistance and the occupation pic.twitter.com/497Px1wOMd
— Middle East Observer (@ME_Observer_) January 20, 2025
Kerabat tersebut menambahkan: “Masalah tahanan seharusnya menyatukan warga Palestina, bukan memecah belah mereka. Kami memuji posisi perlawanan, yang berhasil membebaskan tahanan perempuan, terlepas dari afiliasi politik apa pun.”
Di Yerusalem Timur, polisi ‘Israel’ menggerebek rumah-rumah milik tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada Ahad sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
“Pasukan Israel mengepung rumah tahanan asal Yerusalem, Zeina Barbar, di lingkungan Ras al-Amoud (di Yerusalem Timur),” kata Pusat Informasi Wadi Hilweh dalam sebuah unggahan Facebook, Anadolu melaporkan.
🧵 1/ Israeli forces stormed the home of Palestinian hostage Zeina Barbar in Silwan, warning her family against celebrating her expected release on Sunday, enforcing Israel’s policy to suppress any “expression of joy within Israeli territory.”
More photographs from her initial… pic.twitter.com/aAQa303NAE
— Drop Site (@DropSiteNews) January 18, 2025
Jerusalem prisoners have made it home but were banned from recording their arrival or celebrating as the occupation forces were standing outside the houses
This is prisoner Zeina Barbar making it home in silence pic.twitter.com/5YeFltJQY1
— mini cheri🔻 (@Minicherii) January 19, 2025
Perayaan Dilarang
Yayasan ini mengatakan Barbar dijadwalkan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.
“Tentara ‘Israel’ juga menyerbu rumah tahanan Adam al-Hadra, yang dijadwalkan dibebaskan, di lingkungan Al-Tur di Yerusalem Timur. Selain itu, pasukan ‘Israel’ dikerahkan secara besar-besaran di sekitar rumah tahanan Qasim Ja’afra di Jabal al-Mukabber,” imbuh pusat tersebut, yang mengkhususkan diri dalam mendokumentasikan pelanggaran ‘Israel’ di Yerusalem.
⭕ The release of captives from Al-Quds has finally begun.
1/. Freed Zeina Barbar arrives at her family home, yet zionist thugs continue to surround the captives' homes, enforcing harsh conditions and preventing any moment of joy or celebration. pic.twitter.com/HC9M6UO7ay
— Palestine Captives 𓂆 (@Palestinecapti1) January 19, 2025
Yayasan tersebut mencatat bahwa polisi juga menggerebek rumah-rumah di daerah lain di Yerusalem milik para tahanan yang akan dibebaskan untuk mencegah perayaan atau acara penyambutan bagi mereka.
Hamas menyerahkan tiga tahanan ‘Israel’ kepada Palang Merah pada Ahad (19/1/2025) berdasarkan tahap pertama perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Ahad (19/1) pukul 11.15 waktu setempat (0915GMT) setelah tertunda selama beberapa jam karena Israel menuduh Hamas menunda pembebasan sejumlah tawanan yang akan dibebaskan.
Pihak berwenang ‘Israel’ membebaskan puluhan tahanan Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, dari Penjara Ofer di sebelah barat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, pada Ahad malam hingga Senin pagi (20/1).
Pembebasan ini menandai tahap pertama perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan ‘Israel’, yang difasilitasi oleh mediator internasional dan regional. (zarahamala/arrahmah.id)