GAZA (Arrahmah.id) – Hadiah kenang-kenangan yang diberikan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) kepada tiga tawanan perempuan “Israel”, yang dibebaskan pada hari Minggu sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, memicu gelombang reaksi besar di media sosial. Langkah ini dipuji oleh pengamat sebagai strategi “cerdas” dalam perang media.
Menurut laporan “Israel”, hadiah tersebut mencakup peta Jalur Gaza, foto-foto para tawanan selama masa penahanan, dan sertifikat penghargaan.
Langkah ini menarik perhatian dunia maya, yang memuji kecerdasan Brigade Izzuddin Al-Qassam dalam setiap detail sejak pertempuran Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu hingga pengumuman gencatan senjata.
Sejumlah pengguna media sosial berkomentar bahwa Al-Qassam tidak pernah melewatkan momen untuk menunjukkan kemenangan atas Israel. Mereka menyoroti bahwa setelah 400 hari penahanan, para tawanan tidak hanya dibebaskan, tetapi juga menerima hadiah kenang-kenangan. “Penahanan dan hadiah… Hamas akan tercatat dalam sejarah,” ujar mereka.
Para warganet juga memuji langkah ini sebagai bukti keunggulan moral para pejuang Al-Qassam dalam perang, yang tetap mematuhi kode etik perang meski menghadapi musuh yang menyerang tanpa pandang bulu, bahkan mencuri rumah dan pakaian perempuan.
Beberapa lainnya menyoroti bagaimana video pembebasan itu berhasil menarik perhatian media Arab, Barat, dan “Israel”. Momen senyum para tawanan ketika menerima hadiah dan sertifikat kelulusan menambah daya tarik video tersebut, menjadi contoh nyata berpikir “di luar kotak.”
Ada yang menggambarkan adegan tersebut sebagai “legendaris,” dengan menyoroti ketenangan dan rasa aman yang tampak di wajah para tawanan. Mereka menilai momen ini sebagai bukti bagaimana rakyat Palestina memperlakukan tawanan mereka dengan baik.
Selain itu, warganet juga mengapresiasi kemunculan serentak Brigade Al-Qassam di seluruh wilayah Gaza, serta keteraturan, ketepatan, dan profesionalisme dalam proses pembebasan. Penerbitan kartu pembebasan untuk ketiga tawanan dilakukan dengan sangat resmi, disertai tanda tangan perwakilan Palang Merah Internasional dan Al-Qassam pada dokumen serah terima.
Langkah ini dinilai mencerminkan perkembangan strategi media perlawanan Palestina, dengan fokus pada sisi kemanusiaan dan profesionalisme dalam menangani isu tawanan.
(Samirmusa/arrahmah.id)