DAMASKUS (Arrahmah.id) — Kementerian Dalam Negeri di pemerintahan baru Suriah mengumumkan, pada hari Jumat (17/1/2025), bahwa mereka berhasil menggagalkan upaya penyelundupan senjata dan rudal ke Lebanon.
Kementerian tersebut mengatakanm seperti dilansir North Press Agency (17/1) dalam sebuah pernyataan bahwa “operasi tersebut dilakukan setelah koordinasi dengan dinas intelijen di Tartus dan melalui pemantauan dan pengawasan berkelanjutan.”
Kementerian tersebut mencatat bahwa senjata tersebut akan diselundupkan melalui penyeberangan ilegal, menambahkan bahwa “mereka berhasil menyita senjata api dan granat berpeluncur roket yang sedang dalam perjalanan ke Lebanon.”
Ini terjadi beberapa hari setelah Pemimpin kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS), Ahmad Asy Syaraa, menegaskan bahwa negaranya tidak akan mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai titik transit senjata.
Ia juga menekankan regulasi penyeberangan legal antara kedua negara, penutupan penyeberangan ilegal, dan pencegahan kegiatan penyelundupan di sepanjang perbatasan.
Menurut media Lebanon, awal pekan ini, Administrasi Operasi Militer Suriah melanjutkan upayanya untuk menutup penyeberangan ilegal di sisi Suriah dari sungai Nahr Al-Kabir, yang dimulai pada hari Senin.
Buldoser Suriah menutup beberapa penyeberangan ini dengan menimbunnya dan membangun tanggul tanah yang tinggi, menyusul tindakan yang telah diambil oleh Angkatan Darat Lebanon untuk menutup banyak penyeberangan di perbatasan.
Beberapa orang dalam percaya bahwa meningkatnya permintaan barang di Suriah, khususnya bahan bakar dan pasokan makanan, telah mendorong kegiatan penyelundupan ke puncaknya, terutama karena semua penyeberangan legal antara kedua negara saat ini ditutup karena serangan Israel yang menghancurkan jembatan di atas sungai.
Para petani, industrialis, ekonom, dan pedagang menekankan perlunya Lebanon dan Suriah untuk memprioritaskan rekonstruksi dan pembukaan kembali jalur penyeberangan utama, seperti Al-Arida, Al-Aboudiyeh, dan Jembatan Qamar, yang merupakan jalur perekonomian penting bagi kedua negara. (hanoum/arrahmah.id)