GAZA (Arrahmah.id) – Pada Jumat (10/1/2025), Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, merilis pesan video yang ditujukan kepada keluarga tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza. Pesan tersebut menyalahkan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu atas kematian kerabat mereka, yang saat ini berada dalam tahanan Palestina.
Judul video tersebut adalah, “Your leadership is deliberately and determinedly killing your sons.”
Rekaman itu memuat pernyataan Netanyahu sebelumnya, di mana ia menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan pemulangan tawanan ‘Israel’ dengan selamat kepada keluarga mereka, dan menyebutnya sebagai salah satu prioritas tertingginya.
Video tersebut juga memperlihatkan skala serangan udara ‘Israel’ di Gaza sejak dimulainya serangan ‘Israel’ saat ini. Video tersebut menampilkan suara tawanan ‘Israel’ yang tampak terluka atau terbunuh selama serangan udara, saat para penculik mereka berusaha menyelamatkan atau menyelamatkan mereka.
⚡️A-Quds Brigades:
To the families of the enemy prisoners:
Your leadership is killing your sons with determination and insistence. pic.twitter.com/Zcpn7yvv53— Warfare Analysis (@warfareanalysis) January 10, 2025
Tahanan ‘Israel’ Hilang
Perilisan video tersebut bertepatan dengan laporan dari sumber militer Hamas kepada Al Jazeera, yang mengklaim bahwa “sebagian besar tawanan musuh di wilayah brigade Gaza utara kini hilang akibat agresi Zionis yang sedang berlangsung.” Sumber tersebut lebih lanjut menekankan bahwa Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, telah berulang kali memperingatkan tentang kemungkinan tersebut, dengan menganggap pemerintah Netanyahu dan militer ‘Israel’ sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib tahanan mereka.
Dalam perkembangan terpisah, keluarga Youssef Ziyadne, seorang tawanan ‘Israel’ yang jasadnya diambil dari Gaza, menolak mengizinkan Menteri Keamanan Nasional ‘Israel’ Itamar Ben-Gvir untuk berpidato di pemakamannya. Keluarga Ziyadne, menurut Haaretz, menyatakan bahwa “ada peluang untuk membawa para tawanan kembali hidup-hidup, tetapi mereka dibunuh karena keputusan yang tidak bijaksana.”
Negosiasi yang macet
Perilisan video tersebut juga terjadi di tengah-tengah kegagalan negosiasi pertukaran tahanan antara ‘Israel’ dan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS. Pembicaraan ini telah terhenti beberapa kali karena adanya persyaratan baru yang diberlakukan oleh Netanyahu atau pembatalan ketentuan yang telah disetujui sebelumnya. Sementara itu, ‘Israel’ terus melakukan serangan militer tanpa pandang bulu terhadap Gaza.
Partai oposisi ‘Israel’ dan keluarga tahanan ‘Israel’ menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan untuk mempertahankan posisi politiknya. Menteri sayap kanan, termasuk Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan meninggalkan pemerintahan dan menjatuhkannya jika Netanyahu setuju untuk mengakhiri perang di Gaza.
Skenario Ron Arad
Pada 23 April 2024, juru bicara Al-Qassam Abu Ubaida berkomentar bahwa “skenario Ron Arad kemungkinan besar akan terulang kembali dengan tahanan musuh di Gaza.” Ia menekankan bahwa “apa yang disebut tekanan militer hanya akan memperkuat tekad kami untuk berdiri teguh dan melindungi hak-hak rakyat kami.”
Ron Arad, seorang pilot ‘Israel’, ditembak jatuh di Lebanon selatan pada Oktober 1986, dan nasibnya masih belum diketahui. (zarahamala/arrahmah.id)