BEIRUT (Arrahmah.id) — Panglima Militer Joseph Aoun terpilih sebagai Presiden Lebanon melalui pemungutan suara parlemen yang digelar Kamis (9/1/2025). Terpilihnya Aoun sebagai presiden setelah jabatan itu tak terisi selama dua tahun terakhir memperlihatkan pamor kelompok Syiah Hizbullah mulai memudar di Lebanon.
Pada putaran pertama, Aoun hanya menerima dukungan dari 71 anggota parlemen atau kurang 15 suara dari total 86 suara yang dibutuhkan untuk menduduki posisi presiden.
“Sebuah fase baru dalam sejarah Lebanon dimulai hari ini,” kata Aoun, usai mengucapkan sumpah jabatan, seperti dikutip AFP (9/1).
Joseph Aoun adalah panglima militer Lebanon kelima yang menjadi presiden. Dia menghadapi tugas berat untuk mengawasi gencatan senjata di perbatasan Israel, dan menunjuk perdana menteri untuk memimpin reformasi dan menyelamatkan negara dari krisis ekonomi.
Usai sumpah jabatan, Aoun juga bersumpah bahwa Lebanon akan memiliki “monopoli” atas senjata, setelah perang antara Israel dengan Hizbullah pada akhir 2024 lalu.
Menanggapi terpilihnya presiden Lebanon, pemerintah Israel dan Iran buka suara.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyambut baik terpilihnya Aoun sebagai presiden dan menyampaikan harapan akan tercapainya stabilitas di kawasan.
“Saya berharap pilihan ini akan memberikan kontribusi bagi stabilitas, masa depan yang lebih baik bagi Lebanon dan rakyatnya, serta hubungan bertetangga yang baik,” kata Saar dalam cuitannya di X.
Sementara itu Kedutaan Besar Iran di Beirut juga menyampaikan harapannya ke presiden terpilih Lebanon.
“Kami mengucapkan selamat kepada Lebanon atas terpilihnya Jenderal Joseph Aoun. Kami berharap dapat bekerja sama di berbagai bidang, dengan cara yang melayani kepentingan bersama negara kita,” demikian cuitan Kedubes Iran di Lebanon. (hanoum/arrahmah.id)