DAMASKUS (Arrahmah.id) – Puluhan pemimpin dan anggota Hamas dibunuh oleh rezim terguling Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Al-Quds Al-Arabi melaporkan, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan gerakan tersebut.
Sumber-sumber tersebut mengatakan kepada surat kabar yang berbasis di London itu bahwa 94 anggota Hamas dieksekusi di penjara-penjara Suriah tanpa proses pengadilan.
Mereka menambahkan bahwa dokumen-dokumen intelijen yang ditemukan di kantor-kantor badan keamanan Suriah setelah penggulingan rezim Bashar Al-Assad mengonfirmasi adanya perintah yang terus berlanjut untuk menangkap siapa saja yang berhubungan dengan Hamas, lansir MEMO (6/1/2025).
Meskipun telah terjadi rekonsiliasi antara Hamas dan rezim Assad dua tahun lalu, rezim Assad tetap mencap Hamas sebagai “organisasi pengkhianat”.
Sumber-sumber tersebut juga membantah bahwa ada tahanan yang telah dibebaskan, termasuk komandan Brigade Al-Qassam Mamoun Al-Jaloudi, yang dikenal sebagai Abu Judat.
Menurut sumber-sumber tersebut, Hamas telah menyerahkan daftar tahanan kepada mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, setelah ia berjanji untuk menindaklanjuti masalah ini dengan para pejabat senior di rezim tersebut.
Namun, sumber-sumber tersebut mengindikasikan bahwa Nasrallah tidak memberikan informasi apapun kepada Hamas.
Diyakini bahwa ia menemukan bahwa semua orang yang terdaftar telah dieksekusi, karena khawatir pengungkapan ini akan menggagalkan proses rekonsiliasi, yang menurut sumber-sumber tersebut, tidak pernah benar-benar maju. Rezim Assad, mereka menjelaskan, hanya menyetujui rekonsiliasi yang dangkal di bawah tekanan dari sekutunya, Iran dan Hizbullah.
Sumber-sumber itu lebih lanjut mencatat bahwa semua komunikasi antara rezim Assad dan Hamas berhenti pada Oktober 2023. Damaskus tidak mengeluarkan pernyataan belasungkawa setelah “Israel” menargetkan dan membunuh para pemimpin Hamas, termasuk Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, dan Saleh Al-Arouri. (haninmazaya/arrahmah.id)