KAIRO (Arrahmah.id) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pernyataan tegas terkait komitmen Turki dalam mendukung pemulihan Suriah. Dalam pidatonya yang disampaikan dalam perjalanan pulang dari KTT D-8 ke-11 di Kairo, Mesir, pada Kamis, 19 Desember 2024, Erdogan menekankan pentingnya solidaritas global untuk membantu rakyat Suriah bangkit dari kehancuran akibat perang.
Kritik terhadap Rezim Assad
Erdogan memulai pidatonya dengan mengkritik tajam rezim Bashar Al-Assad yang disebutnya bertanggung jawab atas penindasan brutal terhadap rakyat Suriah.
“Rezim Assad secara kejam menekan demonstrasi damai, meskipun kami telah memberikan berbagai nasihat. Lebih dari 12 juta warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk 3,5 juta yang kini berlindung di Turki,” tegas Erdogan.
Erdogan juga menyoroti kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Assad, termasuk pelanggaran hak asasi manusia, pembantaian kimia di Ghouta, dan kondisi mengerikan di penjara seperti Sednaya. “Kami tidak akan melupakan pelanggaran terhadap wanita, anak-anak, dan kejahatan rezim Assad yang menjadikan penjara sebagai rumah jagal manusia,” ujarnya.
Kritik terhadap Dunia Internasional
Erdogan mengecam ketidakpedulian dunia internasional terhadap penderitaan rakyat Suriah. “Kami tidak akan melupakan ketidakpedulian mereka yang mengaku sebagai dunia beradab terhadap pembunuhan warga sipil dan orang-orang tak bersalah,” katanya.
Rakyat Suriah dan Harapan Baru
Erdogan memuji perjuangan rakyat Suriah yang berhasil melawan rezim yang disebutnya “geng pembunuh” dan mulai membangun negara baru. “Matahari kebebasan telah terbit di Suriah setelah 61 tahun ketidakadilan rezim Baath. Rakyat Suriah kini menyelamatkan negaranya dan membangun masa depan bersama dengan berbagai komponen,” ujarnya.
Namun, Erdogan juga menegaskan bahwa Suriah tidak bisa bangkit sendiri. Ia mengajak dunia Arab dan Islam untuk mendukung proses rekonstruksi, yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar $500 miliar.
Komitmen Turki untuk Pemulihan Suriah
Erdogan menyampaikan bahwa Turki berkomitmen untuk membantu rakyat Suriah dalam membangun kembali negara mereka. Turki juga akan mendukung pengungsi Suriah yang ingin kembali ke tanah air mereka secara sukarela tanpa paksaan.
“Kami akan berdiri dengan kekuatan penuh di sisi rakyat Suriah untuk membangun negara mereka kembali. Kami juga akan segera membuka konsulat Turki di Aleppo,” tambahnya, sembari memuji Ahmad Asy – Syaraa atas kepemimpinannya dalam tahap pemulihan ini.
Melawan Ancaman Teroris
Presiden Erdogan juga menegaskan komitmennya untuk menghadapi kelompok teroris yang beroperasi di wilayah Suriah. “Organisasi negara dan kelompok teroris tidak hanya menjadi ancaman bagi Barat, tetapi juga bagi kami, Suriah, dan kawasan secara keseluruhan,” jelasnya.
Ia memperingatkan kelompok militan Kurdi di Suriah, dengan mengatakan, “Entah mereka meletakkan senjata atau dikubur bersama senjata mereka.”
Penutup
Presiden Erdogan menutup pidatonya dengan keyakinan bahwa dunia harus bersatu membantu Suriah yang telah lelah oleh perang. “Suriah tidak dapat bangkit sendirian. Kami tidak akan melupakan penderitaan mereka, dan Turki akan terus berada di garis depan untuk membantu rakyat Suriah mencapai masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
(Samirmusa/arrahmah id)