GAZA (Arrahmah.id) – Bahkan dalam mimpi buruknya, Emad Abu Ras, seorang pria Palestina yang tinggal di Beit Lahia, tidak pernah membayangkan akan melihat hewan liar dan hewan peliharaan memakan tubuh warga Palestina.
“Saya terpaku di tempat dan tidak menyadari apa yang harus saya lakukan. Jika saya mencoba menjauhkan mayat-mayat itu dari hewan-hewan liar, pesawat tanpa awak ‘Israel’ (quadcopter) akan menyerang dan membunuh saya,” kata ayah empat anak berusia 42 tahun itu kepada The New Arab.
Abu Ras merupakan salah satu dari ratusan warga Palestina yang menolak meninggalkan rumah mereka di kota Beit Lahia di utara Gaza, meskipun ada serangan militer ‘Israel’ yang luas dan membabi buta di Gaza utara sejak 5 Oktober. Militer ‘Israel’ mengklaim bahwa operasi militernya di utara Gaza bertujuan untuk melenyapkan Hamas dan mencegah mereka membangun kembali kemampuan mereka.
Namun, warga Palestina, seperti Abu Ras, yang sebagian besar tinggal di Gaza utara, telah menunjukkan bahwa tentara ‘Israel’ sengaja melakukan kejahatan terhadap mereka. Ia yakin bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, bahkan di apa yang disebut “zona aman” yang diumumkan oleh tentara ‘Israel’.
“Kami menjadi sasaran berbagai serangan ‘Israel’ di wilayah kami. Terkadang, kami sangat dekat dengan kematian, dan kami tidak tahu apakah seseorang akan menemukan jasad kami dan menguburkan kami atau tidak,” katanya.
Banyak warga Palestina berpendapat bahwa tentara ‘Israel’ sedang melaksanakan apa yang disebut “Rencana Jenderal” yang kontroversial yang disajikan kepada Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu sebagai “resep ajaib” untuk “kemenangan mutlak” dalam perang genosida terhadap warga Palestina di daerah kantong pantai yang terkepung.
Ratusan hewan liar berkeliaran di gang-gang
Empat belas bulan lalu, Beit Lahia dianggap sebagai salah satu daerah terindah di daerah pesisir tersebut. Daerah tersebut merupakan wilayah pertanian yang menghasilkan puluhan ton stroberi dan sayuran bagi penduduk setempat.
Sekarang, kota itu telah menjadi tandus dan hancur, kosong dari sebagian besar penduduknya, setelah serangan brutal tentara ‘Israel’ dan memaksa sebagian besar penduduk Palestina mengungsi.
Jalanan Beit Lahia sepi dari kehidupan, dan tertutup oleh puing-puing ribuan rumah yang hancur akibat serangan udara ‘Israel’.
Akibat operasi militer ‘Israel’ yang sedang berlangsung di wilayah utara Gaza, layanan medis dan pertahanan sipil telah dihentikan. Akibatnya, sebagian besar korban tewas masih tergeletak di jalan, dan tidak ada yang bisa membawa mereka ke rumah sakit atau menguburkan mereka, menurut warga setempat.
Pada saat yang sama, ratusan hewan liar berkeliaran di gang-gang untuk mencari makanan, mereka memakan mayat warga Palestina yang terbunuh dalam serangan ‘Israel’ dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambilnya kembali.
“Kota ini seperti kota hantu. Segala sesuatu di sini menjadi mengerikan, tanpa kehidupan dan manusia. Satu-satunya yang kami miliki di sini adalah kematian dan penderitaan,” kata Mohammed Ali, warga Palestina lainnya di Beit Lahia, kepada TNA.
“Saya terkejut ketika saya bergerak di antara jalan-jalan dan melompat dari reruntuhan satu rumah ke rumah lain bersama sekelompok anjing yang menyeret tubuh seorang Palestina yang tergeletak di tanah, dan setiap anjing memiliki bagian tubuh yang berbeda-beda, seolah-olah itu adalah sepotong kue yang dibagi-bagi di antara mereka,” katanya.
“Awalnya, saya terpaku di tempat seolah-olah kaki saya tidak mampu lagi menopang tubuh atau melangkah, namun kemudian tentara ‘Israel’ melepaskan tembakan ke arah kami, sehingga saya mencoba melarikan diri bersama orang-orang yang mengungsi ke tempat lain,” tambahnya.
Setelah sekitar satu jam berjalan, Ali akhirnya sampai di sebuah gang yang jauh dari suara tembakan. Namun, pemandangan hewan-hewan liar, termasuk anjing dan kucing, berlarian ke arah mayat-mayat pria dan wanita yang tergeletak di jalan membuatnya takut.
“Kita hidup dalam teror sepanjang waktu, dan kematian mengintai kita di mana-mana. Jika kita tidak mati karena pengeboman, kita akan mati karena ketakutan yang menghantui kita tanpa henti. Bagaimana saya bisa melupakan adegan anjing yang membawa tangan seseorang di antara taringnya dan berlari dengan tangan itu, atau anjing yang menggigit kepala anak kecil yang tergeletak di tanah?”
Setidaknya 4.000 warga Palestina dibunuh oleh tentara ‘Israel’ di utara Gaza selama dua bulan, menurut Ismail Thawabta, kepala kantor media pemerintah yang dikelola Hamas.
“Dari jumlah korban, sekitar 650 mayat tergeletak di jalan,” katanya kepada TNA, sambil memperingatkan bahwa “jumlah mayat yang begitu banyak di jalan akan menyebabkan bencana di Gaza.”
Ia menambahkan, hal itu mengakibatkan anjing-anjing liar “menggerogoti jasad” para korban, hingga berubah menjadi tulang-tulang berserakan dengan nama-nama yang tidak diketahui di sepanjang jalan dan jalur lalu lintas.
Mariam Ghayada, pakar lingkungan yang berbasis di Gaza, mengatakan kepada TNA bahwa penumpukan mayat di jalanan kemungkinan akan menyebabkan bencana kesehatan dan ekologi.
Ia menambahkan bahwa pembusukan tubuh menghasilkan gas dan bahan kimia beracun yang menyebar ke udara dan menyebabkan penyakit serius bagi manusia dan organisme hidup lainnya.
Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.338 warga Palestina dan melukai 107.764 orang sejak 7 Oktober 2023, kata kementerian kesehatan daerah kantong Palestina itu pada Selasa (24/12/2024). (zarahamala/arrahmah.id)