ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali menegaskan komitmennya untuk menciptakan persatuan di kawasan setelah mengatasi ancaman terorisme. Dalam pernyataannya yang dikutip dari pidato resmi pada Senin (24/12/2024), Erdogan menyatakan, “Setelah menghancurkan tembok teror, kami akan mengambil langkah besar menuju persatuan sebagai bangsa Turki, Arab, dan Kurdi.”
Pernyataan tersebut menggarisbawahi visi Erdogan untuk memperkuat hubungan etnis dan bangsa di wilayah yang selama ini terguncang oleh konflik dan ketegangan.
Visi Persatuan di Tengah Ketegangan
Presiden Erdogan menekankan bahwa terorisme selama ini menjadi penghalang utama tercapainya stabilitas di kawasan. Ia menambahkan bahwa pemerintah Turki akan melanjutkan operasi keamanan di wilayah perbatasan untuk memastikan ancaman tersebut benar-benar dapat ditumpas.
“Tujuan kami adalah melindungi integritas wilayah dan keharmonisan masyarakat kami. Setelah tembok teror ini runtuh, kita tidak hanya akan mengembalikan keamanan tetapi juga membangun jembatan persatuan yang kokoh di antara bangsa-bangsa ini,” ujarnya.
Reaksi dan Tanggapan
Pernyataan Erdogan mendapat perhatian luas dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa analis memandang langkah ini sebagai upaya strategis untuk mempererat hubungan Turki dengan negara-negara tetangga, khususnya yang memiliki populasi Arab dan Kurdi.
Namun, para pengkritik menilai retorika tersebut perlu diikuti dengan tindakan nyata untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung lama di beberapa wilayah perbatasan. “Pernyataan seperti ini baik, tetapi harus diiringi dengan kebijakan inklusif yang benar-benar melibatkan semua kelompok etnis,” ujar seorang pengamat politik kawasan kepada Al Jazeera.
Langkah Selanjutnya
Turki telah meningkatkan operasi militer di wilayah Suriah utara dalam beberapa bulan terakhir, dengan tujuan untuk menghapus ancaman dari kelompok-kelompok yang dianggap teroris oleh Ankara. Erdogan juga menyerukan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk mempercepat upaya rekonsiliasi dan rekonstruksi pascakonflik.
Pidato ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Erdogan ingin mengakhiri konflik berkepanjangan dan mengarahkan kawasan menuju era baru perdamaian.
(Samirmusa/arrahmah.id)