GAZA (Arrahmah.id) – Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan bahwa “Israel” menyembunyikan kerugian sebenarnya yang dideritanya selama operasi militer di Gaza. Pernyataan ini disampaikan melalui platform Telegram pada Senin, di mana ia menuduh “Israel” mencoba mempertahankan citra militernya dengan menutupi fakta di lapangan.
Menurut Abu Ubaida, selain menyembunyikan jumlah kerugian, “Israel” juga tidak mengungkapkan kondisi tentaranya yang terjebak di utara Jalur Gaza. Ia menegaskan bahwa pasukan penjajah menghadapi operasi kompleks dan terorganisir dari perlawanan Palestina di wilayah tersebut.
“Pembantaian dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh tentara penjajah di utara Gaza adalah upaya untuk menutupi kegagalan dan skandal mereka,” ujar Abu Ubaida, seraya memuji keberanian para pejuang Palestina yang menurutnya memberikan inspirasi bagi orang-orang merdeka di seluruh dunia.
Dalam pernyataan terkait, Abu Ubaida juga menyebut bahwa nasib tahanan “Israel” yang ditangkap oleh perlawanan Palestina akan bergantung pada perkembangan militer di sejumlah wilayah konflik. Ia menyatakan bahwa kemajuan pasukan penjajah di wilayah tersebut dapat memengaruhi keputusan terkait tahanan.
Sebagai bagian dari respons perlawanan, Brigade Al-Qassam meluncurkan serangkaian operasi strategis yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya konflik ini. Operasi tersebut melibatkan penyusupan ke gedung-gedung yang dijadikan tempat perlindungan tentara “Israel”, pembunuhan jarak dekat, dan serangan bom di Jabaliya serta Beit Lahia.
Sumber dari pihak “Israel”, seperti dikutip Al Jazeera, melaporkan bahwa tiga tentara “Israel” tewas dan empat lainnya terluka dalam operasi perlawanan tersebut. Namun, perlawanan Palestina mengklaim bahwa jumlah korban dari pihak “Israel” jauh lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi.
Sejak awal Oktober, militer “Israel” telah meluncurkan operasi besar-besaran di bagian utara Gaza. Berdasarkan laporan resmi, mereka mengakui kehilangan sekitar 40 tentara, meskipun pihak perlawanan menegaskan bahwa angka tersebut sangat direndahkan demi kepentingan propaganda.
(Samirmusa/arrahmah.id)