DAMASKUS (Arrahmah.id) – Dalam pertemuan penting antara Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dan Pemimpin HTS, Ahmad Asy Syar’aa, disepakati langkah-langkah strategis untuk membangun masa depan baru bagi Suriah.
Pertemuan ini menjadi momentum bersejarah, dengan fokus pada kesatuan nasional, perlindungan hak asasi, dan rekonstruksi negara.
Kesatuan Nasional Sebagai Pondasi
Prinsip “Satu negara, satu bendera, satu tentara” menjadi pesan utama dalam pertemuan ini. Suriah diharapkan dapat bangkit sebagai negara yang bersatu tanpa memandang latar belakang etnis atau agama.
Dukungan Penuh dari Turki
Turki menegaskan komitmennya untuk memberikan segala bentuk bantuan yang dibutuhkan Suriah, baik dalam bidang kemanusiaan, pembangunan infrastruktur, maupun stabilitas politik.
Jaminan Perlindungan Minoritas
Hak-hak kelompok minoritas di Suriah menjadi perhatian utama. Turki dan Suriah sepakat untuk memastikan bahwa semua warga negara mendapatkan perlindungan yang setara tanpa diskriminasi.
Keamanan Regional
Dalam upaya menjaga stabilitas kawasan, Turki menjamin bahwa tidak akan ada ancaman yang berasal dari Suriah terhadap negara-negara tetangganya. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Rekonstruksi dan Pemulangan Pengungsi
Fokus utama lainnya adalah pembangunan kembali Suriah secara menyeluruh dan tuntas. Dalam proses ini, para pengungsi Suriah akan difasilitasi untuk kembali ke rumah mereka dengan aman dan bermartabat, sebagai bagian dari upaya menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Era Baru untuk Suriah
Dengan dukungan Türkiye, Suriah kini berada di jalur baru menuju perdamaian, persatuan, dan pembangunan. Pertemuan ini tidak hanya menjadi simbol harapan bagi rakyat Suriah, tetapi juga untuk stabilitas kawasan yang lebih luas.
Dunia kini menanti bagaimana langkah-langkah konkret dari komitmen ini akan diimplementasikan, membawa Suriah keluar dari bayang-bayang konflik menuju masa depan yang cerah.
(Samirmusa/arrahmah.id)