TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” akan tetap berada di lokasi strategis Gunung Hermon di perbatasan Suriah sampai ada kesepakatan lain, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pasukan “Israel” menduduki Gunung Hermon ketika mereka pindah ke zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel” setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan ini.
Langkah “Israel” ke zona penyangga yang diciptakan setelah perang Arab-Israel tahun 1973 ini telah dikritik sebagai pelanggaran perjanjian internasional oleh sejumlah negara dan PBB, yang telah menyerukan agar pasukan tersebut ditarik, lansir Reuters (18/12/2024).
Para pejabat “Israel” mengklaim langkah tersebut sebagai langkah terbatas dan sementara untuk memastikan keamanan perbatasan “Israel”, namun tidak memberikan indikasi kapan pasukan tersebut akan ditarik dan Menteri Pertahanan “Israel” Katz pekan lalu memerintahkan pasukan untuk bersiap-siap untuk tetap berada di Gunung Hermon selama musim dingin.
Pada Selasa (17/12), Netanyahu pergi ke lokasi tersebut untuk melakukan pengarahan operasional dengan para komandan militer dan pejabat keamanan.
“Kami mengadakan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF di tempat yang penting ini sampai ada pengaturan lain yang menjamin keamanan ‘Israel’,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada Selasa malam, mengacu pada Pasukan Pertahanan “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.id)