KABUL (Arrahmah.id) – Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan, mendesak warga negara Afghanistan untuk menahan diri dari migrasi ilegal, dan menekankan upaya pemerintah yang sedang berlangsung untuk menciptakan peluang kerja dan meningkatkan ekonomi domestik.
Mujahid mengatakan: “Warga Afghanistan seharusnya tidak mencoba meninggalkan negara ini. Banyak migran kami di Iran telah kembali ke tanah air mereka. Di sisi lain, Imarah Islam melakukan upaya serius untuk menciptakan peluang kerja dan meningkatkan ekonomi negara untuk mengatasi tantangan ekonomi rakyat.”
Sebelumnya, beberapa media Iran, yang mengutip para pejabat, melaporkan bahwa Iran telah mengusir lebih dari 1,5 juta migran ilegal pada tahun lalu.
“Selama setahun terakhir, kami telah mengusir lebih dari 1,5 juta orang yang tidak berdokumen dari kota-kota dan desa-desa dan memulai proses biometrik dan teknis, seperti sidik jari, untuk mencegah mereka kembali dengan identitas yang berbeda,” demikian bunyi laporan tersebut, lansir Tolo News (18/12/2024).
Abdullah, seorang penduduk provinsi Takhar, yang telah mengunjungi Iran sebanyak enam kali dan menghadapi perlakuan kasar sebelum dideportasi, sekali lagi bersiap-siap untuk pergi ke Iran untuk menafkahi keluarganya yang beranggotakan lima orang. Abdullah mengatakan kepada Tolo News: “Ini adalah ketujuh kalinya saya pergi ke Iran. Setiap kali, saya dideportasi. Kami tinggal selama lima atau enam bulan, lalu mereka memukuli kami dan mengirim kami kembali ke Afghanistan. Saya memiliki lima anak, dan saya terpaksa pergi ke Iran lagi untuk bekerja.”
Fatima, seorang pengungsi yang kembali dari Iran, mengatakan: “Meskipun memiliki dokumen resmi, ada banyak tekanan. Sebagai contoh, bahkan saya yang lahir di sana pun menghadapi kesulitan -apalagi mereka yang tidak memiliki dokumen.”
Sebelumnya, Kementerian Pengungsi dan Pemulangan melaporkan bahwa lebih dari 900.000 migran Afghanistan telah kembali dari Iran, Pakistan, dan Turki selama delapan bulan terakhir. (haninmazaya/arrahmah.id)