JENIN (Arrahmah.id) – Bentrokan antara pejuang perlawanan dan pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) kembali terjadi pada Ahad (15/12/2024) di kamp pengungsi Jenin, yang terletak di Tepi Barat utara, Al-Jazeera melaporkan, mengutip sumber lokal.
Menurut seorang anggota senior Batalyon Jenin, yang berafiliasi dengan Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – PA telah melanjutkan upayanya untuk mengklaim kendali atas kamp tersebut, meskipun menghadapi perlawanan yang signifikan.
Pemimpin tersebut menekankan bahwa Batalyon Jenin tetap kuat dan mencatat bahwa pasukan PA telah gagal menembus kamp, dan malah berfokus pada penargetan warga sipil di daerah sekitar melalui cara-cara kekerasan.
Ketegangan di kamp Jenin meningkat saat kota itu melakukan pemogokan umum, berkabung atas kematian seorang pejuang perlawanan dan seorang remaja yang dibunuh oleh pasukan keamanan PA pada Sabtu (14/12).
13yo child, probably combatant, was killed in clashes with PA authorities in Jenin.
His old video with shooting was published also.
In another video, a very young kid holds an armed assault rifle while chanting. https://t.co/JLtmvxWcjn pic.twitter.com/ufMYLUP8ZP— Middle East Buka (@MiddleEastBuka) December 15, 2024
Bentrokan Sabtu meletus setelah PA melancarkan operasi bertajuk ‘Melindungi Tanah Air’, yang mengakibatkan terbunuhnya Yazid Ja’ayseh, seorang pemimpin Batalyon Jenin yang selama ini dicari oleh pasukan ‘Israel’, bersama dengan beberapa warga sipil.
Eskalasi dimulai awal bulan ini ketika PA menangkap Ibrahim Tubasi dan Imad Abu Al-Haija, yang menyebabkan anggota Batalyon Jenin menyita kendaraan PA sebagai protes.
Meskipun ada seruan agar mereka dibebaskan, PA menolak dan menyatakan niatnya untuk membubarkan perlawanan dan menyita senjata mereka.
Palestinian Authority security forces fire tear gas at a march organized by mothers of martyrs in the Jenin refugee camp. pic.twitter.com/IqWrNhyoyB
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) December 15, 2024
Kekerasan semakin meningkat ketika PA membunuh seorang pemuda, Rehbi Shalabi, selama operasi yang meliputi pengepungan Rumah Sakit Jenin dan pemutusan listrik dan air ke kamp tersebut.
PA dituduh bekerja sama dengan arahan ‘Israel’ di bawah apa yang disebut model Nablus, yang melibatkan penargetan benteng perlawanan setelah tindakan militer ‘Israel’.
The Palestinian Authority in Jenin are targeting the resistance, children, ambulances and paramedics trying to reach the wounded.
The PA forces must put the Zionist flag on their uniforms and take off the Palestinian flag. pic.twitter.com/HWlgP4yrII
— ᵛᶤᶜᵏʸ 𓂆🔻 (@VickyPalestine) December 14, 2024
Media ‘Israel’ melaporkan bahwa tindakan PA merupakan bagian dari upaya untuk menstabilkan otoritasnya, yang dikoordinasikan erat dengan lembaga keamanan ‘Israel’ untuk melayani kepentingan bersama. Kerja sama ini telah memicu kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina, yang menuduh PA menekan upaya perlawanan atas nama pendudukan ‘Israel’.
Di tengah kekerasan tersebut, dewan militer Brigade Syuhada Al-Aqsa telah menyerukan pemecatan dan penuntutan Majed Faraj, kepala intelijen Palestina, dan menyalahkannya atas peristiwa di Jenin.
Dewan mendesak keluarga-keluarga yang berafiliasi dengan PA untuk menarik anggota mereka dari partisipasi dalam apa yang digambarkannya sebagai konspirasi melawan perlawanan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, dewan menegaskan kembali bahwa setiap anggota PA yang terlibat dalam serangan terhadap pejuang perlawanan akan menghadapi pertanggungjawaban berdasarkan hukum revolusioner dan kesukuan.
Women and families have joined in Jenin camp as they cheer for the martyrs and confront the Palestinian Authority. pic.twitter.com/5U6wNIyk4g
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) December 14, 2024
Kelompok-kelompok perlawanan telah bersumpah untuk melanjutkan perjuangan mereka, menegaskan bahwa panji perlawanan tidak akan jatuh di Jenin atau di seluruh Palestina.
Mereka memperingatkan bahwa upaya untuk membubarkan gerakan mereka akan gagal dan menekankan komitmen mereka untuk mengarahkan perjuangan mereka hanya melawan pendudukan ‘Israel’ dan para kolaboratornya. (zarahamala/arrahmah.id)