TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pejuang Perlawanan Palestina di Tepi Barat berhadapan dengan pasukan pendudukan ‘Israel’ selama serangkaian serangan di beberapa kota, mereka menggunakan tembakan dan alat peledak untuk mengusir pasukan pendudukan.
Bentrokan tersebut terjadi di tengah meningkatnya aktivitas militer ‘Israel’ di wilayah pendudukan, yang ditandai dengan meningkatnya penindasan, penahanan massal, dan jatuhnya banyak korban.
Di kota Tubas, pejuang dari Brigade al-Qassam melaporkan terlibat dalam konfrontasi sengit dengan pasukan ‘Israel’ di dekat jalan utama kota.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/12/2024), kelompok tersebut mengatakan bahwa “para pejuangnya di Provinsi Tubas di Tepi Barat terlibat dalam bentrokan sengit dengan tentara musuh yang menggunakan senjata otomatis di dekat Jalan Utama kota tersebut.”
Perlawanan dilaporkan menggunakan senjata otomatis selama pertempuran, yang akhirnya memaksa pasukan ‘Israel’ mundur.
Meskipun ada penarikan, situasi meningkat ketika pasukan ‘Israel’ melancarkan serangan udara yang menargetkan daerah permukiman di Tubas, menewaskan dua warga Palestina.
Korban diidentifikasi sebagai Khalil Majdi al-Masri berusia 26 tahun dan Oday Radwan Daraghmeh berusia 32 tahun.
Setelah serangan udara tersebut, pasukan pendudukan ‘Israel’ menghalangi tim medis untuk menjangkau yang terluka dan membawa jenazah para syuhada.
⚡️Drone strike targeted two young men in Tubas, West Bank pic.twitter.com/LCk6yOMKwt
— War Monitor (@WarMonitors) December 9, 2024
Praktik ini, yang rutin digunakan selama operasi militer, telah dikutuk secara luas oleh organisasi hak asasi manusia karena melanggar hukum humaniter internasional.
Alih-alih mengizinkan jenazah korban ditemukan, pasukan ‘Israel’ malah menahan jasadnya.
Sebelumnya pada hari itu, unit pasukan khusus ‘Israel’ yang menyamar menyusup ke pusat Tubas dengan menyamar sebagai warga sipil, menurut media Palestina.
Menyamar sebagai penduduk setempat, unit tersebut dilaporkan menyerbu sebuah perusahaan penukaran uang, menyita dokumen dan peralatan dari tempat tersebut. Operasi tersebut mengakibatkan penahanan seorang pemuda, yang memicu kemarahan di antara penduduk setempat. (zarahamala/arrahmah.id)