DAMASKUS (Arrahmah.id) — Pasca kelompok perlawanan Suriah mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih ibu kota Suriah, Damaskus, banyak tentara Suriah berlarian kabur dan mengganti seragam militer mereka dengan baju sipil.
Dilansir Sky News (8/12/2024), para tentara Suriah pun ramai-ramai meninggalkan pos mereka dan bergerak keluar ibu kota ketika pengunjuk rasa dan kelompok perlawanan Suriah mulai merobohkan patung mendiang ayah presiden .
Ribuan warga di berbagai kota mulai turun pasca berita pada Sabtu malam bahwa Damaskus sudah dikepung dari seluruh sisi.
Warga menari dan meneriakkan “Assad telah pergi, Homs bebas” dan “Hidup Suriah dan gulingkan Bashar al Assad”.
Dalam perkembangan terbaru, Pasukan rezim Suriah, di bawah Presiden Bashar al-Assad, pun dilaporkan menarik diri dari daerah-daerah utama di Suriah timur laut, termasuk pusat provinsi al-Hasakah dan distrik Qamishli.
Kekosongan dari pasukan rezim Suriah ini membuat wilayah-wilayah itu kini di bawah kendali kelompok Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang jadi satu di antara bagian koalisi faksi oposisi anti-rezim Suriah.
SDF diketahui memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
SDF diketahui didominasi oleh YPG, yang merupakan cabang dari PKK. SDF merupakan persekutuan militer multi etnis yang bertempur dalam perang sipil Suriah. SDF bermitra dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Adapun YPG adalah sayap bersenjata dari PKK yang didominasi oleh suku Kurdi.
YPG didirikan sebagai respons terhadap kerusuhan di kota Qamishli, Suriah pada tahun 2004. YPG memperoleh pengakuan internasional setelah memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS) selama perang saudara Suriah.
SDF memiliki hubungan dengan PKK yang diragukan karena Uni Eropa menggolongkan PKK sebagai organisasi teroris.
Selain itu, Turki juga bermusuhan dengan pemerintahan suku Kurdi. Turki telah melakukan operasi militer untuk mengamankan perbatasannya dari YPG sejak tahun 2015.
“Pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menarik diri dari pusat provinsi al-Hasakah dan distrik Qamishli di timur laut negara itu, timur Sungai Efrat, meninggalkan mereka di bawah pendudukan kelompok PKK/YPG,” tulis laporan Anews mengutip sumber-sumber lokal, Sabtu. (hanoum/arrahmah.id)