KANDAHAR (Arrahmah.id) – Dalam dua bulan terakhir, 1.876 keluarga Afghanistan telah kembali ke negara mereka melalui penyeberangan Spin Boldak.
Pejabat lokal di Kandahar mengatakan bahwa para migran Afghanistan di Pakistan masih belum diperlakukan dengan baik.
Habibullah, kepala kamp sementara di distrik Takht-e-Pul, Kandahar, mengatakan: “Warga Afghanistan masih belum diperlakukan dengan baik di Pakistan, dan setiap hari, banyak keluarga yang kembali ke negara itu. Sejak awal Agustus hingga 20 Oktober, 1.876 keluarga telah kembali dari Pakistan, dengan total 9.810 orang.”
Sementara itu, beberapa pengungsi yang telah kembali mengeluhkan perilaku aparat keamanan Pakistan yang tidak pantas, lansir Tolo News (5/12/2024).
Mohammad Essa, seorang penduduk berusia 50 tahun di provinsi Baghlan, baru-baru ini kembali ke Afghanistan bersama keluarganya melalui penyeberangan Spin Boldak setelah bertahun-tahun tinggal di Pakistan.
Ia mengatakan bahwa para migran Afghanistan di Pakistan menghadapi perlakuan buruk dan tidak manusiawi, yang memaksanya untuk kembali ke negaranya bersama keluarganya.
Mohammad Essa, seorang pengungsi yang telah kembali, mengatakan: “Situasi para migran Afghanistan di Pakistan sangat buruk. Orang-orang dipenjara, dan beberapa bahkan menghilang. Secara keseluruhan, kondisi para tahanan Afghanistan di Pakistan sangat mengerikan.”
Beberapa pengungsi yang dipenjara di Pakistan menyatakan bahwa setiap kali terjadi insiden keamanan, pasukan keamanan Pakistan secara sewenang-wenang menahan para migran Afghanistan dan menyita barang-barang berharga serta uang mereka.
Para pengungsi yang kembali ini meminta para pejabat untuk mengatasi tantangan ekonomi mereka dan memberikan kesempatan kerja bagi mereka.
Abdulhadi, seorang pengungsi yang telah kembali, mengatakan: “Saya dipenjara selama enam hari, dan setelah itu, mereka mengirim saya kembali ke Afghanistan.”
Khyal Mohammad, seorang pengungsi yang kembali, mengatakan: “Di Pakistan, saya melihat banyak orang Afghanistan yang berjuang. Banyak dari mereka yang terpaksa menjual properti mereka dengan setengah harga.”
Abdul Sattar, pengungsi yang kembali, mengatakan: “Saya sangat senang bisa kembali ke negara saya, tetapi saya tidak punya apa-apa di sini. Saya meminta Imarah Islam untuk memberi saya kesempatan kerja dan juga memberi saya tanah untuk tempat tinggal.”
Para pejabat di kamp sementara di distrik Takht-e-Pul, Kandahar, menambahkan bahwa selain menyediakan makanan, obat-obatan, dan bantuan uang tunai, mereka juga memfasilitasi transportasi para pengungsi yang kembali ke daerah asalnya. (haninmazaya/arrahmah.id)