Oleh Sumiati
Pendidik Generasi
Akhir-akhir ini, ekonomi negeri terus diguncang. Rakyat pontang-panting banting tulang. Ibaratnya kepala menjadi kaki, kaki menjadi kepala.
Dikutip dari Tribunjabar.id, Bandung, Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung dipastikan menjadi salah satu distributor program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan, produk sayuran atau pangan di pondok pesantren tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang sangat memadai untuk program MBG.
Pondok Pesantren Al-Ittifaq saat ini memproduksi berbagai jenis sayuran, seperti wortel, sawi, kol, tomat, buah-buahan hingga lainnya. Dan hal tersebut dibutuhkan untuk menyukseskan program MBG.
“Ini bisa menjadi bagian dari rantai pasokan program MBG karena produk-produknya sangat dibutuhkan untuk program Makan Bergizi Gratis,” ujarnya saat ditemui di pondok pesantren Al-Ittifaq pada Kamis (14/11/2024).
Salah satu kewajiban negara adalah memastikan tercukupinya kebutuhan rakyatnya. Termasuk pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi. Pemenuhan kebutuhan ini tentu saja memerlukan pertimbangan yang matang dari berbagai sisi, sehingga tidak terkesan berjalan seadanya. Selain itu, jangan sampai program ini terhenti di tengah jalan, karena alasan tidak ada dana yang memadai.
Namun, berharap tercukupinya kebutuhan pangan yang bergizi bagi individu rakyat akan sulit terealisasi dalam sistem kapitalisme. Selain itu, menjadikan ponpes sebagai distributor program makan siang gratis, jelas akan menyibukkan fokus pihak pondok lebih besar pada bisnis oriented dibandingkan melahirkan ulama warotsatul anbiya, dan pada akhirnya semakin membuat negara berlepas tangan dalam menjamin pendidikan.
Setiap solusi tambal sulam, sejatinya hanya sebuah jalan, untuk melanggengkan kekuasaan yang tidak berpihak pada rakyat. Solusi-solusi praktis tersebut, ibarat dewa penolong bagi sistem kufur yang ingin langgeng. Kebobrokannya tertutupi oleh orang-orang baik yang fokus pada kebaikan, bukan kepada bagaimana agar sistem buatan manusia ini disingkirkan. Karena sejatinya, masalah apa pun tidak akan kunjung hilang, selama yang diusung adalah sistem yang bobrok. Ibaratnya sehebat apapun Rossy mengendarai motor, jika motor yang digunakan adalah motor jadul, tentu tidak akan mampu dijadikan motor balap yang kerenn.
Lalu, bagaimana Islam menuntaskan masalah pangan. Banyak hal yang harus dibenahi, diantaranya:
- Penerapan Islam kaffah sebagaimana perintah Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208:
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.
Dengan diterapkannya Islam kaffah, semua permasalahan bermuara pada Islam, bagaimana Islam menuntaskannya. - Berhenti berhutang ke luar negeri. Melepaskan riba yang menjerat, bahkan sampai-sampai bayi yang baru lahir saja sudah dibebani utang negara. Terlebih riba adalah haram. Allah Swt. berfirman:
Artinya, “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” - Mengelola sumber daya alam oleh sendiri, bukan oleh asing. Sehingga hasil dari pengolahan sumber daya alam, bisa dinikmati oleh rakyat dengan leluasa.
Maka, tidak ada pilihan lain, dalam hal penerapan hukum, bahwa hukum yang terbaik, hanya hukum dari sang Maha Pencipta, yakni Allah Swt. Karena hanya hukum Islamlah yang sesuai dengan fitrah manusia. Yang memanusiakan manusia, menyelamatkan manusia, baik di dunia mau pun di akhirat.
Wallahua’lam bis shawab