GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer yang sudah pensiun, Mayor Jenderal Mohammed Al-Samadi, mengatakan bahwa video terbaru Brigade Al-Qassam, mengenai penyergapan kompleks di Rafah di Jalur Gaza selatan membantah pernyataan ‘Israel’.
Dalam analisisnya terhadap situasi militer di Gaza, Al-Samadi menjelaskan bahwa penyergapan kualitatif dilakukan 200 hari setelah pendudukan ‘Israel’ memasuki Rafah, dan juga membantah tuduhan ‘Israel’ bahwa Brigade Rafah dibubarkan, terutama karena penyergapan tersebut dilakukan oleh Batalyon Timur Al-Qassam.
Pada akhir Agustus, Menteri Pertahanan ‘Israel’ saat itu Yoav Galant (yang kemudian diberhentikan) mengklaim bahwa tentara Israel “melenyapkan Brigade Rafah” milik Al-Qassam, setelah operasi darat yang dimulai di kota perbatasan dengan Mesir pada 6 Mei 2024.
Pakar militer tersebut mengonfirmasi bahwa video Al-Qassam membuktikan perlawanan masih ada di Gaza, dan mampu melakukan operasi kualitatif dan kompleks dengan keterampilan dan keberanian yang hebat meskipun mengalami kerugian selama perang.
Al-Samadi percaya bahwa video tersebut membawa pesan kepada pangkalan populer para pejuang di Gaza, dan pesan kedua kepada ‘Israel’ setelah pemisahan front Lebanon dari Gaza menurut perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan ‘Israel’.
Sebelumnya, pada Ahad (1/12/2024), Brigade Al-Qassam menyiarkan rekaman para pejuangnya yang melakukan penyergapan kompleks terhadap tentara dan kendaraan pendudukan ‘Israel’ di Rafah, dan mengatakan bahwa operasi tersebut terjadi pada 22 November.
Brigade Al-Qassam menambahkan bahwa operasi kompleks tersebut dilakukan sebagai pembalasan atas darah kepala biro politik Hamas, Yahya Sinwar, dan menyebutnya sebagai operasi First Victory for Sinwar’s Blood.
Menurut pakar militer tersebut, perlawanan di Gaza telah berhasil memulihkan kemampuannya dan beradaptasi dengan kondisi lapangan serta menghadapi pasukan pendudukan dan menimbulkan kerugian besar pada mereka, berdasarkan pemantauan, pengintaian, tindak lanjut, dan pembagian tugas.
Ia percaya bahwa perlawanan tersebut bertempur dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki sarana dan peralatan tempur serta logistik yang diproduksi secara lokal di area penyimpanan yang terkubur di banyak lokasi, dan dapat diakses saat dibutuhkan.
Ia menekankan bahwa perlawanan tersebut memiliki ruang operasi gabungan yang mendistribusikan misi tempur dalam kontrak pertahanan, selain dari penghematan upaya dan kekuatannya, seraya menambahkan bahwa perlawanan tersebut hadir di mana pun tentara pendudukan berada.
Perlu dicatat bahwa penyergapan kualitatif Al-Qassam mencakup beberapa tahap yang dimulai dengan operasi penembak jitu yang menargetkan tentara Israel yang datang dari poros Salah al-Din (poros Philadelphia), kemudian menyerang kendaraan pendudukan dan pasukan penyelamat dengan peluru anti-tank, selain menargetkan bangunan tempat tinggal yang di dalamnya terdapat 7 tentara Israel yang dibentengi dengan peluru anti-personel.
Di akhir video, Al-Qassam berjanji untuk meluncurkan penyergapan kompleks kedua dalam serangkaian operasi yang dilakukannya terhadap pasukan pendudukan di Rafah sebagai balas dendam atas Sinwar. (zarahamala/arrahmah.id)