GAZA (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas akibat pengeboman ‘Israel’ di Gaza telah meningkat menjadi sedikitnya 100 sejak Sabtu dini hari (30/11/2024) sementara blokade militer ‘Israel’ di Gaza utara kini telah memasuki bulan ketiga.
Di Gaza utara, lebih dari 40 warga Palestina, termasuk pengungsi dari keluarga Al-Araj, tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di daerah Tal al-Zaatar pada Ahad pagi (1/12), Al-Jazeera melaporkan. Banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
⚡️BREAKING: Over 90 Martyrs in Gaza today Following Intense Israeli Airstrikes and Shelling
Since dawn today, more than 90 Palestinians have been killed in the Gaza Strip, with the heaviest toll resulting from a massacre targeting the Al-Araj family home in Tal Al-Zaatar,… pic.twitter.com/3XCC8AWfTO
— Suppressed News. (@SuppressedNws) November 30, 2024
Dalam serangan terpisah di lingkungan Al-Nasr di Kota Gaza, tiga warga sipil tewas, dan beberapa lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, mengalami luka kritis. Dokter di Rumah Sakit Baptis telah melaporkan kasus serius di antara mereka yang terluka.
Gaza Tengah juga menderita kerugian besar, dengan sembilan warga Palestina tewas di kamp Nuseirat setelah serangan udara terhadap dua rumah.
Serangan tambahan di kamp tersebut menewaskan tiga orang, termasuk anak-anak, dan melukai beberapa orang lainnya.
Di Gaza selatan, empat warga Palestina dilaporkan tewas di kamp Shaboura di Rafah, dan dua anak tewas dalam serangan terhadap tenda pengungsi di Khan Yunis.
Pasukan ‘Israel’ telah mengintensifkan kampanye pengeboman mereka di wilayah permukiman Gaza utara, memperparah penderitaan sekitar 65.000-75.000 orang yang masih terjebak di sana.
UNRWA menyoroti memburuknya kondisi kehidupan, dengan mencatat bahwa antara 6 Oktober dan 25 November, ‘Israel’ memblokir 82 dari 91 upaya pengiriman bantuan dan menghalangi sembilan lainnya.
Hamas telah menyerukan penyelidikan internasional terhadap tuduhan penggunaan senjata terlarang oleh ‘Israel’ yang dilaporkan “menguapkan tubuh,” mengutip laporan yang mengganggu dari para dokter dan warga sipil di Gaza utara.
“Kami menuntut pembentukan komite internasional untuk menyelidiki penggunaan senjata terlarang internasional oleh tentara pendudukan teroris di Jalur Gaza utara, yang menyebabkan hilangnya nyawa,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Kesaksian mengerikan yang diberikan oleh warga dan dokter di Jalur Gaza utara setelah penggerebekan dan pembantaian yang dilakukan terhadap warga sipil yang tidak bersalah menunjukkan” bahwa tentara ‘Israel’ menggunakan “senjata terlarang selama kampanye pemusnahan brutal yang telah berlangsung selama lima puluh tiga hari di Jalur Gaza utara,” lanjut pernyataan itu.
Menurut Hamas, pengeboman yang sedang berlangsung telah menewaskan hampir 3.000 orang dan melukai lebih dari 10.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, selama 53 hari terakhir.
Organisasi kemanusiaan juga terkena dampak langsung. Save the Children mengutuk pembunuhan salah satu stafnya di Gaza, sementara organisasi bantuan global Central Kitchen menghentikan operasinya setelah tiga karyawannya tewas di Khan Yunis.
Awal tahun ini, tujuh karyawan World Central Kitchen dari berbagai negara tewas dalam serangan udara ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)