GAZA (Arrahmah.id) – Badan PBB untuk bantuan pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pada Kamis (28/11/2024) bahwa kondisi bertahan hidup semakin menurun bagi 60.000 hingga 70.000 warga Palestina yang tersisa di Gaza utara, saat pengepungan ‘Israel’ di wilayah itu memasuki hari ke-55.
UNRWA menambahkan bahwa pasukan ‘Israel’ telah menghalangi 82 upaya PBB untuk mengirimkan bantuan ke wilayah utara Gaza dalam sebulan terakhir, dan menolak sembilan petisi untuk diizinkan mengirimkan bantuan di wilayah tempat tinggal 700.000 warga Palestina sebelum 7 Oktober tahun lalu.
The queue at one of the few functioning bakeries in northern Gaza stretches long as bread remains scarce and expensive. Alternatives like potatoes, rice, and other staples are even more costly and harder to find. pic.twitter.com/OUrKVWxabD
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) November 27, 2024
Kampanye pengepungan dan pengeboman ‘Israel’ di wilayah utara Gaza yang dimulai pada awal Oktober disertai dengan penggerebekan ke pusat-pusat penampungan dan memaksa orang-orang untuk pergi. Saat ini, hanya 70.000 warga Palestina yang tersisa di wilayah utara Gaza, yang terus-menerus dikepung dan dibom.
Pada Rabu (27/11), pasukan ‘Israel’ mengepung sekolah lain yang melindungi warga sipil di Beit Lahia, di utara Gaza, dan memaksa warga Palestina meninggalkannya, menurut laporan media lokal. Pesawat nirawak ‘Israel’ juga menjatuhkan bom di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, yang dievakuasi paksa sebulan lalu oleh pasukan ‘Israel’. Rumah sakit tersebut kembali beroperasi dengan hanya dua dokter termasuk direkturnya, yang terluka oleh tembakan ‘Israel’ awal pekan ini. Sekitar 100 pasien Palestina dan keluarga mereka terus berlindung di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, ‘Israel’ terus melancarkan serangan ke seluruh wilayah Jalur Gaza. Pada Kamis (28/11), artileri dan pesawat tempur ‘Israel’ mengebom kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, termasuk serangan terhadap pusat distribusi bantuan di kamp tersebut. Serangan Israel juga menargetkan wilayah Mawasi di Khan Younis, tempat ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi terkonsentrasi.
Footage documenting a war crime:
The moment Israeli forces directly opened fire on an ambulance as it attempted to recover martyrs and injuries from the Shreim family in Ard Al-Mufti, northwest of Al-Nuseirat, central Gaza Strip, following an Israeli airstrike on the family home pic.twitter.com/w3Gw31saTf
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) November 28, 2024
Serangan ini terjadi saat ribuan warga Palestina yang mengungsi kehilangan tenda mereka di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan akibat banjir. Pada Rabu (27/11), Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa 10.000 tenda, yang mewakili 81% tenda di Jalur tersebut, telah rusak.
Pada Kamis (28/11), kepala diplomat Uni Eropa Joseph Borrell mengatakan bahwa “dua juta warga Palestina hidup dalam neraka di Gaza,” seraya mencatat bahwa “pemerintah Netanyahu melangkahi hukum internasional,” dan bahwa “masyarakat Israel telah dijajah oleh ekstremisme sayap kanan.” (zarahamala/arrahmah.id)