BEIJING (Arrahmah.id) – Yue Xiaoyong, Utusan Khusus Cina untuk Afghanistan, mengatakan bahwa Cina sedang terlibat dalam konsultasi dengan negara-negara regional mengenai pengakuan terhadap pemerintah Afghanistan.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Tolo News, Yue menjelaskan bahwa upaya-upaya Cina telah berkontribusi pada konsensus yang berkembang di antara negara-negara untuk terlibat dengan Imarah Islam.
“Masalah pengakuan, waktunya akan tepat ketika hal itu akan direalisasikan. Cina untuk melakukan hal ini, menurut saya, akan melakukan konsultasi penuh tidak hanya dengan Anda, tapi juga dengan negara-negara tetangga dan negara-negara regional. Hal yang baik adalah, sekarang, setelah upaya Cina, bersama dengan para tetangga, bersama dengan upaya regional dan negara-negara regional, dan sebenarnya bersama dengan pemerintah internal Anda,” katanya, seperti dilansir Tolo News (26/11/2024).
Utusan Cina juga membahas kekhawatiran dari beberapa negara mengenai kehadiran kelompok-kelompok tertentu di Afghanistan, yang dapat mempengaruhi hubungan Kabul dengan mereka. Ia menekankan pentingnya menyelesaikan masalah ini dengan cara yang memuaskan negara-negara tersebut.
Mengenai ketegangan antara Kabul dan Islamabad, Yue menekankan bahwa kedua negara dapat menyelesaikan masalah mereka tanpa campur tangan pihak ketiga.
Dia menambahkan: “Kebijakan kami untuk Pakistan dan Afghanistan adalah sama, yaitu membangun bersama masa depan bersama para tetangga, masa depan bersama kawasan, masa depan bersama kita semua di wilayah ini, untuk stabilitas, perdamaian, rekonstruksi, dan kemakmuran bersama.”
Yue Xiaoyong lebih lanjut mencatat bahwa terlepas dari tantangan yang ada, Afghanistan telah menjadi pusat ekonomi regional.
Dia berkomentar: “Ini sangat menarik. Negara ini berubah dari apa yang Anda derita di masa lalu sebagai pusat perebutan kekuatan besar dari luar, apa pun sebutannya, menjadi pusat pembangunan ekonomi, atau beberapa negara lain menyebutnya sebagai pusat konektivitas ekonomi.”
Utusan Cina juga menyoroti bahwa perdagangan antara Kabul dan Beijing pada 2023 telah meningkat 125% dibandingkan tahun sebelumnya. (haninmazaya/arrahmah.id)