MOSKOW (Arrahmah.id) – Delegasi Rusia, yang dipimpin oleh Sergei Shoigu, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, mengumumkan dalam sebuah pertemuan dengan beberapa pejabat Imarah Islam Afghanistan bahwa nama Imarah Islam Afghanistan akan dihapus dari daftar hitam Rusia dalam waktu dekat.
Wakil Kepala Ekonomi Kantor Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan menyambut baik keputusan Rusia untuk menghapus nama Imarah Islam dari daftar hitam.
Dalam pertemuan terpisah antara delegasi Rusia dan divisi politik, ekonomi, dan pertahanan Imarah Islam, diskusi diadakan untuk memperluas hubungan politik, meningkatkan kerja sama ekonomi, meningkatkan tingkat perdagangan dan transit, dan mempromosikan investasi Rusia di Afghanistan, lansir Tolo News (26/11/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Kepala Ekonomi Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa Imarah Islam bekerja untuk memastikan keamanan dan pembangunan ekonomi di negara tersebut. Untuk tujuan ini, penanaman opium telah dihentikan, dan semua kelompok yang mengancam keamanan Afghanistan dan wilayah tersebut telah dieliminasi.
Hamidullah Fitrat, Wakil Juru Bicara Imarah Islam, mengatakan: “Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak membahas perkembangan hubungan ekonomi, perdagangan, dan keamanan dan menekankan investasi Rusia dalam proyek-proyek infrastruktur, mengurangi tarif barang ekspor di bea cukai, dan menciptakan forum perdagangan bersama.”
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia juga menekankan dalam pertemuan dengan Mullah Abdul Ghani Baradar bahwa Rusia sangat tertarik untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Afghanistan.
Abdul Shakoor Dadras, seorang ahli hukum, mengatakan: “Imarah Islam harus menyusun, menyetujui, dan mengimplementasikan kebijakan luar negerinya untuk membangun hubungan yang baik dan efektif dengan semua negara di dunia.”
Hewad Zazai, seorang analis politik, mengatakan: “Menghapus nama Imarah Islam dari daftar hitam mencerminkan permintaan utamanya. Ini adalah langkah positif dalam memperluas hubungan Afghanistan dengan Rusia, yang memainkan peran penting dalam memperkuat rasa saling percaya di antara kedua negara.”
Pada akhir pertemuan, kedua belah pihak menekankan pembentukan komisi pemerintah bersama untuk mempromosikan kerja sama yang lebih luas dalam perdagangan, transit, dan investasi. (haninmazaya/arrahmah.id)