MONTREAL (Arrahmah.id) — Massa demonstran anti-NATO dan pro-Palestina mengamuk di Montreal, Kanada. Mereka membakar mobil, mengobrak-abrik pertokoan, dan bentrok dengan pasukan polisi.
Amuk massa ini pecah sejak Sabtu (23/11/2024) waktu setempat. Hingga kini, setidaknya tiga orang telah ditangkap.
Montreal, kota berbahasa Prancis di Kanada, menjadi tuan rumah pertemuan puncak tahunan NATO akhir pekan ini.
Massa demonstran anti-NATO telah berkumpul di sebuah taman di pusat kota pada Jumat sore, sebelum bergabung dengan demonstrasi anti-Israel yang diadakan di dekatnya, kata polisi setempat.
Meskipun awalnya damai, polisi mengatakan bahwa protes tersebut berubah menjadi kekerasan setelah kontingen anti-Israel membakar patung Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mulai melemparkan suar dan proyektil ke petugas polisi antihuru-hara.
Sekelompok demonstran bertopeng kemudian berjalan menyusuri Rene-Levesque Boulevard, memecahkan jendela-jendela di sepanjang jalan raya komersial yang ramai tersebut.
Dua mobil dibakar sebelum petugas polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Tiga orang ditangkap karena diduga menyerang petugas, kata seorang juru bicara polisi.
Protes itu terjadi saat ratusan delegasi NATO tiba di Montreal untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan blok Barat tersebut. Pertemuan puncak ini berlangsung dari Jumat hingga Senin.
”Pertemuan puncak ini akan mencakup pembicaraan tingkat tinggi tentang pertahanan rudal, perubahan iklim, dan mendukung Ukraina hingga menang, menurut situs web NATO (24/11).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau awal bulan ini. Setelah itu, pemimpin Ukraina tersebut mengumumkan bahwa Kanada akan mengirim sistem pertahanan udara NASAMS ke Ukraina pada akhir tahun.
Sehari sebelum protes, kelompok demonstran pro dan anti-Israel bentrok di Universitas Concordia Montreal, tempat puluhan ribu mahasiswa pro-Palestina melakukan mogok kuliah dengan menolak menghadiri kelas.
Salah satu kelompok mahasiswa sayap kiri yang memimpin mogok kuliah tersebut mengatakan bahwa aksi mereka bertepatan dengan pertemuan puncak NATO, dan menuduh blok tersebut mendukung genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza. (hanoum/arrahmah.id)