TEL AVIV (Arrahmah.id) — Surat kabar Israel, Haaretz, menerbitkan sebuah laporan panjang mengenai harapan dan penderitaan para prajurit cadangan Israel. Dalam laporan itu disimpulkan bahwa moral tentara Israel menyusut dengan drastis.
Dilansir Al Jazeera (18/11/2024), laporan tersebut membahas kisah lebih dari 130 tentara dan perwira di pasukan cadangan Israel, yang semuanya mengatakan bahwa mereka tidak akan menawarkan diri mereka untuk bertugas lagi jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak berhasil mendapatkan kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas yang menjamin pembebasan tahanan Israel yang berada di tangan perlawanan dan mengakhiri perang.
“Ini bukanlah negara tempat saya akan mengorbankan nyawa saya,” kata seorang perwira cadangan dalam laporan itu.
“Hari itu sudah dekat ketika kami akan berhenti melakukan tugas kami!,” ujar tentara lainnya.
Seperti yang dikatakan oleh seorang tentara cadangan bernama Yariv kepada Haaretz, istrinya mengatakan begini: “Jika Anda mati dalam perang ini, saya akan menuliskan ‘Dia bodoh’ di batu nisan Anda.”
Beberapa pekan setelah laporan itu diterbitkan, Jerusalem Post mengungkapkan sebuah surat yang ditandatangani oleh 153 tentara cadangan dan diserahkan kepada Netanyahu, di mana mereka mengancam untuk tidak mengikuti wajib militer.
Banyak media Israel telah mengungkapkan adanya penurunan yang nyata dalam jumlah anggota cadangan yang bergabung dengan tentara Israel.
Surat kabar ketiga, Yedioth Ahronoth, melaporkan pada tanggal 11 November bahwa tentara Israel “prihatin karena tingkat layanan cadangan telah turun antara 15 dan 25 persen”.
Sebelumnya, 161 pilot dan perwira senior angkatan udara menandatangani sebuah surat yang dikirim ke komandan angkatan udara, Mayor Jenderal Tomer Bar, dengan judul “Penghentian Segera Kesukarelaan di Pasukan Cadangan”, dan menulis:
“Kami yang bertanda tangan di bawah ini – 161 anggota inti operasional markas besar Angkatan Udara – mengumumkan penghentian segera kegiatan sukarela kami di dinas cadangan,” surat kabar Yediot Aharonot melaporkan pada saat itu.
Struktur tentara Israel dibagi menjadi pasukan reguler dan cadangan. Yang pertama dibagi menjadi wajib militer yang melakukan wajib militer (32 bulan untuk pria dan 24 bulan untuk wanita), berjumlah sekitar 133 ribu, dan wajib militer permanen yang bekerja di bawah kontrak jangka panjang dengan tentara setelah akhir masa wajib militer mereka, yang hanya berjumlah 40 ribu.
Pasukan cadangan adalah bagian terbesar dari Angkatan Darat, yang terdiri dari mereka yang telah menyelesaikan masa wajib militer, tetapi tetap siap untuk dipanggil pada saat keadaan darurat, dan jumlahnya mencapai 465 ribu tentara pada 2023, menurut Global Firepower. (hanoum/arrahmah.id)