KANDAHAR (Arrahmah.id) – Setelah sebuah ledakan awal pekan ini di Balochistan, pasukan Pakistan telah menahan sejumlah besar warga Afghanistan.
Pejabat lokal di Kandahar melaporkan bahwa dalam dua hari terakhir, Pakistan telah mendeportasi lebih dari 100 warga Afghanistan setelah menangkap mereka.
Habibullah, kepala kamp pengungsi sementara di distrik Takhta Pul, Kandahar, menyatakan:
“Setelah ledakan di Balochistan atau insiden keamanan lainnya, warga Afghanistan ditangkap. Bahkan warga Afghanistan yang memiliki dokumen resmi pun ditahan dan menghadapi kekerasan. Selama sebulan terakhir, lebih dari 350 tahanan Afghanistan telah diserahkan kepada kami. Mereka semua disiksa, barang-barang berharga mereka disita, dan mereka dipenjara.”
Sementara itu, para warga Afghanistan ini mengklaim bahwa pasukan Pakistan menyiksa mereka dan anak-anak mereka selama interogasi, seperti dilaporkan Tolo News (15/11/2024).
Orang-orang Afghanistan yang dibebaskan dari penjara Pakistan menyatakan bahwa selama insiden keamanan, pasukan Pakistan menangkap dan memenjarakan orang-orang Afghanistan tanpa tuduhan apa pun.
Nasrullah, seorang pria berusia 27 tahun dari provinsi Takhar, mengatakan bahwa ia diperlakukan dengan buruk selama penahanan dan pemenjaraannya oleh pasukan Pakistan. Ia mengatakan: “Di Pakistan, setelah ditahan, kami dibawa ke pusat militer di mana berbagai bentuk penyiksaan dilakukan terhadap kami. Mereka mengambil barang-barang berharga kami. Kondisi di Pakistan sangat sulit bagi orang Afghanistan.”
“Permintaan kami adalah agar Pakistan memperlakukan warga Afghanistan secara manusiawi. Mereka tidak boleh menyiksa mereka selama penahanan atau memperlakukan mereka seperti binatang. Setelah menahan kami, 115 orang dijejalkan ke dalam satu kendaraan dan dikirim ke Afghanistan. Apakah ini manusiawi?” kata Asadullah, yang juga dideportasi dari Pakistan.
Beberapa orang Afghanistan lainnya yang dibebaskan dari penjara Pakistan menyatakan bahwa pasukan Pakistan menahan anak-anak mereka bersama dengan mereka dan, selama penggeledahan, tidak hanya menyiksa mereka tetapi juga menembaki mereka.
“Setelah ditangkap, kami dibawa ke sebuah pos pemeriksaan. Di sana, pada pukul 3 pagi, mereka membangunkan kami dari tidur, memukuli kami, dan kemudian menembaki kami. Kami menghadapi berbagai masalah selama penyelidikan,” kata Abdullah, yang dideportasi dari Pakistan.
Menurut para pejabat, dalam beberapa bulan terakhir, deportasi paksa terhadap para migran Afghanistan telah meningkat tidak hanya dari Pakistan tetapi juga dari Iran, dengan Imarah Islam yang memberikan bantuan kepada mereka di berbagai daerah. (haninmazaya/arrahmah.id)